SOLOPOS.COM - Ketua sukarelawan Pro Jokowi (Projo) Kota Solo, Tego Windarti. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Sikap pengamat politik Rocky Gerung yang mencaci maki Presiden Joko Widodo (Jokowi) di media sosial mendapat respons dari Pro Jokowi (Projo).

Organisasi sukarelawan pendukung Jokowi itu menyayangkan dan mengutuk keras pernyataan Rocky. “Projo tidak antikritik. Tapi gunakan cara yang baik, kalimat yang pas, dan terukur, supaya publik juga dicerdaskan,” ungkap Ketua Projo Solo, Tego Widarti, dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Senin (31/7/2023) siang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Wiwin, panggilan akrabnya, mengatakan selama ini Rocky dicitrakan sebagai sosok intelektual atau berpendidikan tinggi. Tapi nyatanya, dia melanjutkan, pernyataan yang dilontarkan dalam mengkritik Jokowi, tak menunjukkan itu. Utamanya terkait pernyataan Rocky saat berorasi di Islamic Center Bekasi pada Sabtu (29/7/2023) yang lalu.

Saat itu Rocky berorasi di Forum Aliansi Sejuta Buruh. Para buruh yang bernaung di bawah organisasi SPSI itu berencana memprotes UU Cipta Kerja pada 10 Agustus 2023. Wiwin menilai Rocky yang dalam orasinya menyebut Jokowi hanya memedulikan dirinya sendiri. Bahkan Rocky sempat mencela dengan kata-kata tak pantas.

“Kata-kata yang digunakan Rocky tidak intelek, dan tidak sesuai dengan nilai-nilai atau adab ketimuran,” sesal dia. Wiwin menyatakan Jokowi selalu memikirkan rakyat dan bangsa Indonesia.

Hal itu, menurut dia, sinkron dengan hasil survei yang menunjukkan tingkat kepuasan rakyat terhadap kinerja Jokowi mencapai 80 persen.

Sebab pembangunan yang dilakukan di era Jokowi cukup masif, dan tidak hanya di bidang infrastruktur. Pembangunan sumber daya manusia dan ekonomi sangat terasa selama pemerintahan Jokowi. Tak lupa dia mengingatkan agar ketika mengkritik pemerintah menggunakan caci maki yang kasar.

Dia meyakini model-model kritik seperti itu tidak efektif dan tak mengundang simpatik publik. “Mbokya kalau mengkritik tidak menggunakan caci-maki atau mencela. Cara semacam itu selain tidak membuat simpatik, juga tidak efektif. Masyarakat tidak suka dengan model-model seperti itu. Kritik dengan bahasa yang tepat,” seru dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya