SOLOPOS.COM - Petugas DKP Solo menyapu sampah di kompleks Taman Gantung, Jl. Mayor Kusmanto, Solo, Kamis (3/9/2015). Tenaman hias di taman yang menjadi salah satu tempat favorit warga untuk berfoto itu terlihat kering pada musim kemarau sehingga terkesan kurang terawat. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Taman Kota Solo sebagian tak terawat karena DKP tak mempunyai anggaran untuk keperluan itu.

Solopos.com, SOLO – Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo menerima delapan taman baru dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo tahun ini. Namun DKP tak punya anggaran untuk merawat delapan taman baru itu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Salah seorang warga Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Sarjitono, mengatakan kondisi taman Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) di Kelurahan Semanggi RT 005 /RW 007 yang dibangun sejak 2012 oleh pemerintah pusat sangat memprihatinkan.

Sejumlah tanaman di taman P2KP dibiarkan mati begitu saja tidak dirawat. “Akhir tahun lalu Pemkot [Pemerintah Kota] mengganti tanaman yang mati dengan baru. Tanaman yang baru ditanam itu hanya bertahan beberapa bulan dan kembali mati,” ujar Sarjitono saat ditemui di taman, Senin (7/9/2015).

Dia mengatakan kerusakan tidak hanya terjadi pada tanaman tapi juga infrastruktur taman seperti tempat duduk hingga sejumlah alat permainan anak.

Dia meminta kepada Pemkot untuk segera memperbaiki kerusakan taman agar taman bisa dimanfaatkan warga.

“Sejak 2012 taman P2KH dibangun dan diperbaiki Pemkot, sampai sekarang taman itu tidak pernah dimanfaatkan warga karena kondisinya sangat memprihatinkan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala DKP Solo, Hasta Gunawan, mengatakan ada sekitar delapan taman yang diserahterimakan dari BLH ke DKP. Proses serah terima dilakukan pada Februari 2015.

“Proses penyerahan taman itu baru dilakukan awal tahun. Kami tidak punya waktu untuk menggangarkan dana perawatan taman di APBD 2015,” ujar Hasta.

Hasta mengatakan dari sejumlah taman yang diserahkan ke DKP, sebagian besar kondisinya sangat memperihatinkan dan perlu dilakukan perawatan. Dia mencontohkan Taman Parkir Mayor Koesmanto yang dibangun di bekas tanah SPBU Lojiwetan pohonnya banyak yang mati.

“Butuh dana besar untuk perawatan taman di Solo. Tahun ini kami tidak punya dana untuk memperbaiki taman rusak yang baru diserahterimakan ke DKP” kata dia.

Hasta mengaku perbaikan taman yang rusak dilakukan dengan cara tambal sulam. Perbaikan taman yang rusak baru itu efektif dilakukan pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya