SOLOPOS.COM - Deretan pedagang di dalam kompleks Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Sejumlah pedagang lama di TSTJ mengeluhkan keberadaan para pedagang baru yang dikhawatirkan mengurangi pendapat mereka. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Taman Satwa Taru Jurug, manajemen TSTJ mulai merelokasi puluhan pedagang.

Solopos.com, SOLO–Puluhan pedagang di area kawasan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) direlokasi ke selter yang terletak di sisi timur pintu masuk. Lapak pedagang ini sebelumnya tersebar di area TSTJ.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Direktur Utama (Dirut) Perusda TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan relokasi pedagang menjadi prioritas dalam program revitalisasi kebun binatang milik Pemkot ini. Keberadaan pedagang yang berada di sekitar kandang satwa dinilai mengurangi kenyamanan dan kesejahteraan satwa. Berdasarkan catatannya, ia menyebutkan secara keseluruhan jumlah pedagang tercatat 170 orang. Namun kali ini baru 50 pedagang yang berhasil direlokasi ke selter.

“Sisanya pedagang yang belum direlokasi akan dipindah tahun depan,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Minggu (20/12/2015).

Bimo melanjutkan Perusda baru bisa menyediakan 50 selter untuk menampung pedagang TSTJ. Pembangunan selter itu dibiayai dari Kementrian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UMKM. Pihaknya masih berharap adanya kucuran dana bantuan dari berbagai pihak untuk membangun selter. Perusda, kata dia, masih membutuhkan setidaknya 120 selter untuk menampung seluruh pedagang TSTJ. Para pedagang ini setiap harinya membuka lapak selama belasan bahkan puluhan tahun di TSTJ.

“Kami akan melokasasi selter pedagang. Sehingga mereka tidak lagi tersebar dan berada di dekat kandang, tapi di pintu masuk bagian timur,” katanya.

Ditanya mengenai realisasi pembangunan selter lanjutan, Bimo belum bisa memastikannya. Pembangunan selter menunggu kucuran dana dari pihak ketiga. Bimo mengatakan Perusda hanya mampu menyediakan lahan. Sedangkan dana pembangunan tentu harus menggandeng pihak lain.

“Kalau hanya mengandalkan APBD tidak mungkin karena dananya memang besar. Contoh bangun 50 selter kemarin dananya habis Rp400 juta,” katanya.

Diketahui, keberadaan ratusan lapak pedagang didekat kandang satwa menjadi sorotan saat pengurus Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) berkunjung ke TSTJ. Kunjungan mereka untuk menindaklajuti memorandum of understanding (MoU) dengan Perusda TSTJ.

Kepala Departemen Sumber Daya hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB, Burhanuddin Masyud, sebelumnya meminta pihak pengelola memperhatikan keberadaan pedagang yang tersebar di dalam area kebun binatang itu.

“Mereka harusnya tidak berada di dekat kandang satwa karena bisa membuat satwa stres. Karena itu, kami rekomendasikan untuk ditata ulang dan diarahkan sesuai kebutuhan pengunjung,” pintanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya