SOLOPOS.COM - Pekerja membersihkan kaca ruang pajang binatang yang diawetkan (Taxidermy) di TSTJ Solo, Jumat (3/7/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Taman satwa taru Jurug, wacana revitalisasi tak akan memengaruhi investor.

Solopos.com, SOLO–Rencana revitalisasi taman satwa taru jurug (TSTJ) dari Presiden Joko Widodo pada 2016 tidak akan memengaruhi sejumlah investor yang akan masuk ke TSTJ. Setidaknya saat ini sudah ada dua investor yang ingin mengembangkan TSTJ yakni PT Tani Nasional Indonesia dan kebun binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Direktur Utama (Dirut) TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan sejumlah lembaga atau investor yang akan masuk ke TSTJ tetap berlanjut. Nantinya, pembangunan TSTJ malah lebih bagus karena diperbaiki secara keseluruhan dan melibatkan sejumlah pihak.

“Sebenarnya banyak yang sudah menanyakan dan ingin bergabung untuk mengembangkan TSTJ. Saya pikir rencana Presiden dan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) tidak akan berpengaruh pada kerja sama yang sebelumnya dijalin dengan sejumlah lembaga,” jelas dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa (15/12/2015).

Bimo mengatakan pengembangan dan pengelolaan TSTJ membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu, pengelola TSTJ akan terus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak supaya taman satwa dan juga taman konservasi kebanggaan warga Solo itu bisa lebih terawat.

“Tidak ada tumpukan grand design, semua akan dikomunikasikan. Semua itu teman, Gembira Loka juga anggota PKBSI, sehingga bisa dikomunikasikan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, PKBSI akan membuat grand design dan detail enggineering design (DED) TSTJ dengan cepat. Ditargetkan pada 11 Januari tahun depan, DED pengembangan TSTJ akan selesai dan diserahkan ke Presiden. Ini supaya rancangan anggaran belanja (RAB) yang dibutuhkan segera bisa ditentukan dan revitalisasi bisa segera dikerjakan.

Bimo menjelaskan awal tahun depan sejumlah perawat satwa TSTJ akan mengikuti pelatihan di Singapura dan Malaysia. Pelatihan ini difasilitasi PKBSI dan South East Asia Zoo Association (SEAZA). “Ini supaya SDM yang dimiliki TSTJ juga terlatih dan bisa maksimal merawat satwa dengan baik,” ujar Bimo.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKBSI, Tony Sumampau, mengatakan PKBSI akan bekerja secara cepat untuk membuat DED pengembangan TSTJ. Dia mentargetkan Maret 2016, pengembangan taman satwa Solo tersebut bisa terealisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya