SOLOPOS.COM - Pekerja Melanjutkan Proyek Pembangunan Dinding Penahan Banjir di Pucangsawit, Solo

Taman Satwa Taru Jurug, BBWSBS memulai proyek pembangunan parapet Bengawan Solo.

Solopos.com, SOLO–Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) berencana membangun parapet di bantaran Sungai Bengawan Solo yang bersinggungan dengan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Proyek yang dimulai awal bulan ini menjadi langkah awal upaya revitalisasi Taman Jurug.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu (3/8/2016), pembangunan parapet akan menyusuri bantaran Sungai Bengawan Solo sepanjang 1,2 kilometer (km). Tinggi parapet diperkirakan sekitar 4 meter hingga 6 meter. Saat ini tim dari BBWBS mulai berancang-ancang melakukan pembangunan.

Menurut Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, pembangunan tersebut strategis untuk melindungi kawasan sekitar bantaran, termasuk TSTJ, dari ancaman banjir.  “Sebelum revitalisasi TSTJ dimulai, pemerintah memprioritaskan pembangunan infrastruktur pengendali banjir. Kan enggak lucu kebun binatang sudah dibiayai mahal-mahal tapi malah kebanjiran,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya.

Menurut Bimo, bangunan parapet akan dibangun dengan kualitas tinggi sehingga dapat bertahan hingga 50 tahun. Bimo memastikan pembangunan parapet di sekeliling TSTJ tidak akan berdampak terhadap fasilitas kebun binatang seperti kandang. Dia mengatakan tidak ada kandang hewan atau fasilitas krusial lain yang bersinggungan dengan kawasan bantaran.
“Pembangunan tidak mengganggu aktivitas kebun binatang,” tuturnya.

Disinggung kelanjutan revitalisasi TSTJ, Bimo mengaku masih menunggu instruksi pemerintah pusat. Dia tak menampik rencana revitalisasi sedikit molor. Menurut Bimo, masterplan revitalisasi masih sama dengan konsep yang ditawarkan sebelumnya. Proyek revitalisasi diperkirakan menelan dana Rp165 miliar.

“Bolanya sekarang di pusat. Lebih baik molor sedikit tapi perencanannya matang,” kata dia.

Meski demikian, direksi TSTJ tetap mematok revitalisasi dapat dimulai tahun ini. Bimo mengatakan revitalisasi setidaknya membutuhkan waktu dua tahun. Pengembangan TSTJ akan meliputi konservasi flora-fauna, penambahan wahana baru hingga penambahan dan perbaikan kandang satwa.

Ketua Komisi III DPRD, Honda Hendarto, menilai masterplan yang disampaikan sudah sesuai dengan upaya pengembangan konservasi dan rekreasi di TSTJ. Pihaknya mendorong tahapan revitalisasi dapat dimulai tahun ini. “Pemkot siap mem-back up dengan memberi dana penyertaan modal di APBD Perubahan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya