Soloraya
Minggu, 15 November 2020 - 20:32 WIB

Tambah 131 Kasus Covid-19 Pada Sabtu-Minggu, Pemkot Solo Perketat Lagi Aturan Hajatan

Wahyu Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hajatan. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memperketat aturan penyelenggaraan hajatan pernikahan untuk pencegahan Covid-19. Penyelenggara tidak boleh menyediakan meja dan kursi, sementara hidangan harus dibawa pulang.

Sementara itu, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 131 orang pada Sabtu-Minggu (14-15/11/2020). Tambahan ini membuat kumulatif jumlah kasus konfirmasi positif corona Kota Bengawan menjadi 1.661 orang hingga Minggu.

Advertisement

Perinciannya, 1.026 orang sembuh, 436 orang isolasi mandiri, 124 orang rawat inap, dan 75 orang meninggal dunia. Kumulatif pasien suspek mencapai 1.335 orang dengan perinciannya 26 orang rawat inap, 15 orang rawat inap. Lalu 1.221 orang sembuh dan 73 orang meninggal dunia.

Bupati Sukoharjo Soroti Rumah Sehat Mandan Sering Kosong Padahal Kasus Positif Corona Terus Bertambah

Advertisement

Bupati Sukoharjo Soroti Rumah Sehat Mandan Sering Kosong Padahal Kasus Positif Corona Terus Bertambah

Berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Solo No. 067/2739.1 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Covid-19 Kota Solo, ada tambahan satu poin tentang aturan hajatan.

Tambahan poin itu berupa larangan menyediakan meja dan kursi untuk tamu resepsi pernikahan. Ketua Pelaksana Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, menjelaskan Pemkot memperketat aturan penyelenggaraan pernikahan karena jumlah kasus corona yang masih tinggi.

Advertisement

Hadiri Dialog Politik Pilkada Solo 2020, Cawali Gibran Singgung Vaksin Covid-19

Mengendalikan Lonjakan Kasus Corona

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo itu mengatakan pengetatan aturan hajatan itu untuk mengendalikan lonjakan kasus positif Covid-19. Saat Solopos.com meminta data jumlah permohonan resepsi pernikahan per bulan, Ahyani mengaku tidak hafal.

Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 Solo mencatat jumlah tambahan terkonfirmasi positif 25 orang pada Sabtu dan sebanyak 106 orang pada Minggu. Sehingga pada akhir pekan ini tambahan jumlah kasus positif corona totalnya 131 orang.

Advertisement

Dari jumlah itu ada empat pasien terkonfirmasi positif yang meninggal dunia pada Sabtu dan satu pasien meninggal pada Minggu.

Yakin Bukan Paslon Boneka, Solo Madani Deklarasi Dukung Bajo Pada Pilkada 2020

"Tambahan terkonfirmasi positif dari seluruh kecamatan Kota Solo. Sekarang ini hampir setiap hari ada yang meninggal dunia,” paparnya.

Advertisement

Ahyani menduga lonjakan jumlah kasus yang signifikan ini sebagai dampak dari libur panjang akhir pekan Oktober lalu. Ia mengimbau masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

Owner Samara Wedding Planner Solo, Akbar Badres, menjelaskan wedding organizer telah mematuhi aturan pencegahan Covid-19 saat menggelar hajatan. Aturan itu terkait protokol kesehatan Covid-19 untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan masyarakat.

Segera Berlaku, Masuk Kebun Binatang TSTJ Solo Dan Wahananya Cukup Scan QR Code

Tantangan Wedding Organizer

“Kami mengikuti aturan dari wali kota karena keputusan pemerintah itu untuk kebaikan kami. Wali kota mempertimbangkan situasi dan kondisi Covid-19. Solo masih mending karena sejumlah kota lain masih ada yang melarang hajatan atau ada pembatasan kapasitas tamu maksimal 25 persen. Solo kapasitas maksimal 50 persen,” katanya kepada Solopos.com.

Akbar menambahkan wedding organizer menghadapi tantangan ketika harus menjelaskan aturan atau protokol kesehatan kepada calon klien hajatan selama pandemi Covid-19. Namun, klien akan menerima konsep yang mengutamakan kenyamanan dan kesehatan.

Tak Ada Kursi Tamu dan Hidangan, Begini Acara Hajatan Drive Thru di Sragen

“Sebelum ada SE wali kota yang baru. Kami sudah berencana menggelar pernikahan tanpa meja dan kursi pada 3 Januari. Konsep ini membuat panitia lebih mudah mengatur tamu undangan,” paparnya.

Ia menjelaskan setiap tamu dibatasi dengan durasi waktu sehingga tidak terjadi banyak interaksi, menyediakan ruang tunggu untuk menghindari kerumunan. Antrean juga dengan menjaga jarak, salam tanpa kontak, dan pemberian tas kertas yang berisi makanan dan suvenir.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif