Soloraya
Minggu, 24 Februari 2013 - 05:37 WIB

TANAH LONGSOR: Tak Ada Bantuan Pemerintah, Warga Berswadaya Bangun Talut

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustasi pembangunan desa


Warga RW 004, Dukuh Beluk, Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Klaten, bergotong-royong menyelesaikan pembangunan talut penahan tebing bagian selatan, Sabtu (23/2/2013). (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

KLATEN – Warga RW 004, Dukuh Beluk, Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, melakukan swadaya membangun talut penahan tebing yang longsor. Pembangunan talut itu didanai secara mandiri oleh warga yang rumahnya terancam ikut longsor, Sumanto Marto Wiyono, karena belum ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.
Advertisement

Sumanto, ketika ditemui Solopos.com mengatakan tebing di sebelah barat rumahnya sempat kembali longsor beberapa kali pasca longsoran pertama. Merasa waswas, ia pun berinisiatif mendanai pembangunan talut tersebut. “Kalau sampai longsor, jalan di bawah tebing itu tidak bisa dilalui warga. Tanahnya gembur, kalau dihitung, saya menghabiskan dana sekitar Rp25 juta. Para warga membantu pembangunan talut ini secara suka rela,” paparnya.

Ia menjelaskan, talut yang mereka bangun panjangnya sekitar 36 meter dengan tinggi tiga meter. Fondasi talut, tambah dia, dibuat sedalam setengah meter. Menurutnya, sampai hari itu, mereka telah menyelesaikan talut sepanjang 24 meter di bagian utara. Mereka masih harus menyelesaikan sisa talut sepanjang 12 meter di bagian selatan.

“Kalau tidak langsung ditalut, kemungkinan tanah di tebing itu sudah ambrol dari kemarin. Kalau hanya mengandalkan pihak lain [Pemkab Klaten], malah enggak jalan pembangunannya,” ujarnya.

Advertisement

Ketua RT 007, Tri Wahyana, 41, mengatakan warga datang secara suka rela. Menurutnya, selama ini, belum pernah ada bantuan dari pihak mana pun ketika terjadi bencana, khususnya longsor di Dukuh Beluk.
“Sudah empat kali bencana melanda daerah ini. Tetapi, realitasnya, tidak pernah ada bantuan yang turun ke warga. Jalan di bawah tebing ini sangat penting bagi kami. Kalau sampai ada longsoran tanah, sepeda pun tidak bisa lewat,” terangnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif