Soloraya
Kamis, 8 Juni 2023 - 16:16 WIB

Tanah Sawah Diuji, Akhirnya Ketahuan Penyebab Turunnya Produksi Padi di Sragen

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pegawai PT Pupuk Indonesia meneliti sampel tanah di wilayah Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Kamis (8/6/2023). (Istimewa/KTNA Sragen)

Solopos,com, SRAGEN — Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia (PI) melakukan uji tanah di 20 kecamatan mulai 7-20 Juni 2023. Sampel tanah yang diuji itu pemberian para kelompok tani (poktan) di desa-desa dengan target dua sampel tanah per gabungan kelompok tani (gapoktan).

Saat dihubungi Solopos.com, Kamis (8/6/2023), Ketua KTNA Sragen, Suratno, menjelaskan uji tanah itu untuk mengetahui penyebab turunnya produksi padi sejak beberapa musim panen terakhir. Uji tanah dimulai pada Rabu (7/6/2023) di dua  kemacatan, yakni di Gondang dan Masaran. Kemudian pada hari kedua, Kamis (8/6/2023), uji tanah dilakukan di Sambungmacan dan Sidoharjo.

Advertisement

“Pada hari pertama uji tanah dilakukan di lima desa di Gondang dan tujuh desa di Masaran. Sampel tanah yang mengambil petani sendiri. Sampelnya minimal dua sampel tanah per gapoktan. Gapoktan itu mewakili kelompok tani (poktan),“ jelasnya.

Sampel tanah itu diambil dari tanah tadah hujan dan tanah irigasi. Uji tanah itu dilaksanakan di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) kecamatan.

Rencananya pada Jumat (9/6/2023) besok, uji tanah dilakukan di Ngrampal dan Plupuh. Dari hasil uji tanah itu akan diketahui kandungan nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), C-organik, dan potential hydrogen (pH) tanah.

Advertisement

“Uji tanah setiap sampel itu cukup cepat diketahui. Dua penguji dari PT Pupuk Indonesia hanya membutuhkan waktu 10-15 menit untuk mengetahui lima jenis kandungan itu. Dari empat wilayah kecamatan yang diambil sampelnya menunjukkan kekurangan pada kandungan kaliumnya,“ jelasnya.

Suratno menerangkan kalium itu hanya didapatkan dari pupuk NPK. Dia belum mengetahui bagaimana mendapatkan bahan untuk menambah unsur K pada tanah. “Selama ini tahunya ya dari pupuk kimia itu. Kalau pendekatan organik kami belum tahu. Kurang unsur K itu menjadi salah satu penyebab turunnya produksi padi di Sragen,“ kata Suratno.

Dia menyampaikan hasil uji tanah di 20 kecamatan ini akan disampaikan ke Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen. Dia berharap  hasil uji tanah itu bisa ditindaklanjuti DKP3 dengan melakukan perbaikan unsur tanah. “Selama ini turunnya produksi padi sampai 18% dan terjadi merata di wilayah Sragen,“ lanjut Suratno.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif