SOLOPOS.COM - Personel gabungan yang mencapai ratusan orang melakukan pencarian seorang warga lansia yang tertimbun tanah longsor di Desa Ngroto, Kismantoro, Wonogiri, Rabu (6/12/2023). (Istimewa/Trias Budiono)

Solopos.com, WONOGIRI — Proses pencarian seorang perempuan lansia yang tertimbun tanah longsor di Desa Ngroto, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri, sempat diwarnai insiden pergerakan tanah yang membuat panik pada hari ketiga, Kamis (7/12/2023).

Upaya pencarian yang melibatkan ratusan orang itu belum membuahkan hasil hingga saat dihentikan pada Kamis sore. Tim gabungan berencana kembali melanjutkan pencarian pada Jumat (8/12/2023) pagi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Desa Ngroto, Wagiman, menyampaikan warga Desa Ngroto, Mijem, 63, yang tertimbun tanah longsor di area persawahan itu belum kunjung ditemukan sejak Selasa (5/12/2023) lalu.

Tim gabungan pencari korban terpaksa menghentikan kembali proses pencarian pada hari ketiga. Mereka akan kembali melakukan pencarian korban longsor di Ngroto, Kismantoro, Wonogiri, itu pada Jumat pagi.

“Hari ini belum ketemu. Pencarian dihentikan sementara tadi sore karena ada sedikit pergerakan tanah di samping lokasi longsoran. Jumat pagi akan dilakukan pencarian lagi,” kata Wagiman saat dihubungi Solopos.com, Kamis sore.

Dia menjelaskan personel yang turut membantu pencarian berjumlah ratusan orang dari berbagai instansi dan warga desa. Proses pencarian hanya menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul.

Selain itu dengan menggunakan selang pemadam untuk menyemprot material longsoran. Air untuk menyemprot berasal dari sungai di bawah lokasi kejadian.

Lokasi kejadian berada di lereng dengan kemiringan 60 derajat di area persawahan dan ladang. Jarak lokasi dengan pemukiman sekitar satu kilometer yang tidak bisa diakses langsung menggunakan kendaraan bermotor.

Material longsoran itu tidak hanya berupa tanah, ada juga batuan. Tim pencari sulit menemukan korban longsor di Ngroto, Kismantoro, Wonogiri, itu karena tidak ada orang atau saksi yang melihat saat peristiwa tanah longsor itu terjadi.

Tak Ada Saksi Mata

“Tidak ada orang yang tahu di mana kali terakhir korban itu berdiri atau tampak badannya. Ini yang menyulitkan,” ujar dia. Wagiman menceritakan korban tertimbun longsor saat memupuk sawah.

Sebelum kejadian, sebenarnya korban sempat bertemu warga lain di sawah. Mereka sempat mengobrol. Namun, kedua orang itu kemudian berpisah menuju sawah masing-masing yang letaknya berjauhan.

Saat peristiwa terjadi, warga lain tidak tahu persis bagaimana kondisi dan di mana lokasi korban. Menurut Wagiman, Desa Ngroto memang cukup berisiko terjadi bencana tanah longsor.

Beberapa tahun terakhir tanah longsor terjadi di desa itu saat musim hujan. Hanya, lokasi longsor biasanya jauh dari permukiman sehingga tidak pernah memakan korban.

“Baru kali ini terjadi bencana tanah longsor yang ada korbannya. Biasanya kalau longsor paling-paling menutupi akses jalan. Ya ndilalah saja ini ada musibah,” katanya.

Dia menambahkan pencarian korban tertimbun longsor di Ngroto, Kismantoro, Wonogiri, sesuai ketentuan Basarnas akan dihentikan setelah tujuh hari. Meski demikian, Wagiman menyebut sukarelawan Desa Tanggap Bencana berencana tetap akan mencari apabila setelah tujuh hari sejak kejadian belum ditemukan.

Camat Kismantoro, Sularto, juga mengatakan warga lansia yang menjadi korban tanah longsor di Desa Ngroto belum kunjung ditemukan pada pencarian hari ketiga, Kamis. Proses pencarian akan dilanjutkan pada hari keempat.

Dia meminta masyarakat turut membantu berdoa agar korban segera ditemukan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya