Soloraya
Kamis, 24 Agustus 2023 - 11:27 WIB

Tanam Kepala Kambing, Tradisi Warga Dusun Ceto Karanganyar Mengusir Sengkala 

Birgita Armasda  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prosesi pembakaran dupa harum sebelum doa dilakukan untuk penanaman kepala kambing. (youtube.com/@catatanbudaya)

Solopos.com, KARANGANYAR — Ceto merupakan salah satu dusun di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar yang masih kuat dalam nguri-uri Budaya Jawa. Warga di sana sangat menghormati tradisi leluhur.

Ada satu tradisi unik di Ceto yang dinamakan Sura Tanam Kepala Kambing. Berdasarkan info dari kanal Youtube Catatan Budaya, yang dikutip Solopos.com pada Rabu (23/8/2023), alasan mengapa dinamakan demikian yaitu karena kegiatan ini umumnya dilaksanakan pada malam satu Sura.

Advertisement

Prosesi tanam kepala kambing ini dilakukan di malam hari di salah satu lokasi dipimpin oleh salah satu sesepuh Dusun Ceto. Kepala kambing itu dipercaya sebagai perwujudan simbolik dari roh leluhur yang melindungi dan memberikan berkah bagi semua warga Dusun Ceto.

Selain kepala kambing, dalam proses ini ada pula nasi tumpeng yang dibawa warga. Karodwiryo selaku sesepuh Dusun Ceto mengatakan nasi tumpeng dalam kenduren ini serta penanaman kepala kambing bertujuan menyatukan doa dan harapan. Selain itu wujud syukur pada Tuhan dan para leluhur atas berkah, kelancaran rezeki, pertanian yang subur, dan juga mengusir sengkala atau musibah.

Percikan darah dari kepala kambing ini juga menjadi simbol kesuburan dan perlindungan dari segala bentuk malapetaka.

Advertisement
Warga berkumpul mengikuti tradisi tanam kepala kambing di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Jenawi, Karanganyar. (youtube.com/@catatanbudaya)

Para warga berkumpul dan membawa dupa harum sebagai wujud penghormatan terhadap arwah nenek moyang mereka. Tak hanya orang dewasa, banyak anak kecil yang turut hadir dalam tradisi tersebut. Masyarakat percaya bahwa kelestarian adat dan keyakinan nenek moyang adalah kunci keharmonisan dan kelangsungan hidup di Dusun Ceto.

Upacara diawali dengan mendoakan sesaji dan kenduri, kemudian melakukan doa khusus sebelum memulai tanam kepala kambing. Setelah kepala kambing ditanam, dilakukan prosesi memutari penanaman kepala kambing/sesaji. Selesai prosesi tersebut, semua warga yang hadir mengikuti kenduri dengan makan bersama.

Warga yang menghadiri acara menyerukan bacaan kuno yang hanya diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi dengan sembari menyerukan perlindungan dan keberkahan bagi seluruh desa.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif