Soloraya
Jumat, 5 Juli 2013 - 09:04 WIB

TANAMAN CABAI : Patek Serang Cabai di Kalijambe Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Tanaman cabai di Dukuh Sentulan, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen diserang hama patek. Petani pesimis dengan obat pemberian dinas pertanian beberapa waktu lalu karena belum bisa mengatasi hama berupa jamur ini.

Salah satu petani cabai, Yulianto mengatakan kira-kira satu pekan yang lalu dari Dinas Pertanian kabupaten telah memberikan obat pencegah hama patek ke beberapa petani cabai. Tiap petani mendapatkan satu botol kecil berukuran 250 mililiter untuk beberapa kali semprot.

Advertisement

“Saya sudah tidak yakin dengan obat dari dinas  itu bisa menghilangkan hama patek, buktinya saat dipanen masih banyak cabai yang terkena jamur,” ujarnya kepada Solopos.com, Kamis (4/7/2013).

Ia yang tengah memanen cabai merah besar atau jenis mex itu menambahkan, serangan hama patek kali ini telah menyebabkan penurunan hasil panen hingga tiga kwintal  atau setara Rp5 juta di lahannya seluas 1.000 meter persegi.  Hama patek awalnya berupa bintik kecil berwarna coklat di bagian batang cabai. Bintik coklat tersebut semakin membesar seiring dengan pertumbuhannya. Pada saat panen tiba, jamur patek tersebut sudah berdiameter enam centimeter.

Cuaca yang tidak menentu sekarang ini, tambah dia, menjadi penyebab perkembangan hama patek. Udara yang lembab cukup baik untuk perkembangan dan penyebaran jamur patek ini.

Advertisement

Anggota kelompok tani, Heri Suryani menjelaskan obat pemberian dari dinas tersebut berupa powder atau tepung . Bubuk itu memiliki  zat yang hanya berfungsi menghambat atau mencegah perkembangan jamur, tetapi bukan untuk membasmi jamur.

“Para petani cabai memang sedang mengalami permasalahan patek, mereka [petani] bingung mau bagaimana mengatasi patek ini. Bantuan obat dari dinas sudah dicobanya, namun para petani mengangap tidak berhasil soalnya jamur patek tetap tidak bisa berkurang,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif