SOLOPOS.COM - ilustrasi Tanaman Obat Keluarga (JIBI/SOLOPOS/dok)

ilustrasi Tanaman Obat Keluarga (JIBI/SOLOPOS/dok)

SUKOHARJO–Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Kabupaten Sukoharjo meminta program tanaman obat keluarga (toga) tidak berhenti sebatas lomba meski sampai level nasional. Kojai mengaku siap menampung hasil panen toga yang dibudidayakan petani.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua Kojai Kabupaten Sukoharjo, Suwarsi Moertedjo, meminta agar penilaian Kelurahan Kenep pada lomba budi daya dan pemanfaatan toga ditindaklanjuti pemerintah daerah. Hal itu, tandas dia, mengingat besarnya manfaat dan keuntungan pengembangan toga secara ekonomi.

“Kami berharap ada tindak lanjut tdak hanya di Kenep, tapi juga di wilayah lain Sukoharjo. Jadi tidak berhenti di lomba dan kami (Kojai-red) siap menampung,” tegasnya ditemui solopos.com di sela-sela kesibukannya di Sekretariat Kojai, Selasa (2/4/2012).

Moertedjo menekankan kebutuhan toga sangat besar di Sukoharjo. Terlebih mengingat banyaknya sentra industri jamu di Kota Makmur. Menurut dia selama ini pelaku industri jamu kesulitan mendapat toga atau mpon-mpon sebagai bahan baku utama pembuatan jamu.

“Tidak hanya di Sukoharjo, pengusaha-pengusaha jamu di seluruh Indonesia umumnya juga sulit memperoleh bahan baku. Dan Kenep bisa dimanfaatkan sebagai pilot project dalam program pengembangan toga di seluruh wilayah kabupaten,” serunya.

Terpisah petani sekaligus pemanfaat toga di Kelurahan Kenep, Suhadi, juga mendorong pengembangan toga. Dia mengatakan toga tidak hanya dapat digunakan untuk kebutuhan obat keluarga, namun mendatangkan keuntungan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan warga.

“Di Kenep barangkali sudah 99 persen warga menanam (toga). Tapi sayangnya di daerah-daerah lain saya lihat belum optimal sehingga ke depan perlu didorong lagi. Apalagi selama ini banyak lahan kosong tidak diberdayakan,” ingatnya.

Ketua Kojai mengaku siap melakukan sosialisasi untuk mendukung pengembangan toga di seluruh Sukoharjo. Dikemukakan, meski sudah berjalan, budi daya toga masih berskala kecil. Padahal jika dikembangkan, sangat potensial menunjang industri jamu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya