SOLOPOS.COM - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo menunjukkan tanggul tanah saluran Colo Barat retak di Desa Tawang, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Kamis (18/11/2021). (Istimewa/Pemdes Tawang)

Solopos.com, SUKOHARJO — Tingginya intensitas hujan mengakibatkan tanggul tanah saluran irigasi Colo Barat di Desa Tawang, Kecamatan Weru, Sukoharjo, retak dan berpotensi jebol. Apabila tanggul itu jebol, sekitar 95 keluarga di Dusun Prengguk, Desa Tawang, terancam banjir.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (18/11/2021), hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Weru dan sekitarnya pada Rabu (17/11/2021) malam. Hujan lebat terjadi selama berjam-jam yang mengakibatkan ketinggian air saluran Colo Barat bertambah secara signifikan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal ini membuat tanggul tanah retak sepanjang lima meter. Kepala Desa Tawang, Maryanto, mengatakan terjadi pergerakan tanah di sekitar tanggul tanah saat turun hujan lebat. Lambat laun, tanah mulai merekah dan semakin lebar hingga sekitar lima meter.

“Jika tak segera diperbaiki, tanggul tanah saluran irigasi Colo Barat yang retak berpotensi jebol. Saluran irigasi Colo Barat itu mengalirkan air dari Dam Colo ke lahan pertanian di sebagian wilayah Weru,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Baca Juga: Solo Baru Ternyata Pernah Jadi Lokasi Syuting Film Sunan Kalijaga

Maryanto mengkhawatirkan permukiman penduduk yang letaknya tak jauh dari tanggul tanah saluran Colo Barat. Apabila tanggul tanah jebol dipastikan merendam puluhan rumah penduduk dan lahan pertanian.

Saat ini, mereka waswas saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi selama berjam-jam. “Ada 95 keluarga yang tinggal di sekitar tanggul tanah. Otomatis kebanjiran jika tanggul tanah jebol,” ujarnya.

Inventarisasi Tanggul Kritis

Maryanto telah melaporkan kondisi tanggul tanah saluran Colo Barat yang retak itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo. Tim dari BPBD Sukoharjo juga telah meninjau ke lokasi tanggul tanah yang retak pada Rabu siang.

Mereka bakal meneruskan laporan tersebut ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) agar segera memperbaiki tanggul tanah saluran Colo Barat. Selain tanggul saluran Colo Barat, talut di bantaran Sungai Siluwur dalam kondisi kritis.

Baca Juga: Pergi dari Rumah, Kakek-kakek Diduga Hanyut di Kali Buntung Sukoharjo

Beberapa tahun lalu, talut Sungai Siluwur ambrol dan mengancam ratusan jiwa penduduk selama musim penghujan. “Warga bekerja bakti memperbaiki talut tanah dengan memasang karung berisi tanah untuk membendung aliran air sungai. Namun, sifatnya hanya sementara. Bisa kembali ambrol diterjang derasnya arus sungai,” paparnya.

Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, menyatakan tengah menginventarisasi tanggul dan talut tanah kritis di wilayah Sukoharjo. Ia juga langsung berkoordinasi dengan BBWSBS apabila terjadi tanggul dan talut tanah retak maupun ambrol. Ancaman bencana hidrometeorologi terjadi selama enam bulan musim penghujan mulai November-April.

Sebelumnya, anggota TNI-Polri dan sukarelawan bencana alam menggelar apel kesiapsiagaan bencana alam menghadapi musim penghujan. “Selama musim penghujan, Sukoharjo berstatus siaga banjir. Terutama daerah yang dilewati Sungai Bengawan Solo dan Kali Samin,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya