SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanggul Kali Dengkeng (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATENTanggul Kali Gamping di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas ternyata kerap jebol. Kali terakhir tanggul yang mayoritas masih berupa tanah itu jebol, Rabu (16/3/2022) petang.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lapangan, di sebelah tanggul yang jebol ada talut permanen. Pada beberapa sisi talut, ada lubang-lubang di tanah yang diperkirakan lubang tikus. Tanggul yang jebol berukuran Panjang 15 meter dan tinggi 3,5 meter. Dampak tanggul jebol, yakni terendamnya puluhan hektare (ha) sawah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Petani Desa Karangasem, Priyo, 77, mengatakan dua tahun lalu tanggul pernah jebol. Setelah itu, dilakukan pengurukan memperkuat tanggul. Dia mengakui hampir sekali dalam setahun tanggul jebol.

Baca Juga : Maret Jadi Puncak Musim Hujan di Klaten, Warga Diminta Waspada.

“Penyebabnya masih sama karena lubang tikus,” kata Priyo saat ditemui Solopos.com, di Karangasem, Kamis (17/3/2022).

Priyo menjelaskan sawah yang dia garap ikut terendam banjir akibat jebolnya tanggul. Namun padi yang dia tanam tak terendam seluruhnya lantaran berlokasi lebih tinggi dibandingkan sawah di sebelahnya.

“Hanya sebagian yang terendam dan air segera surut tanaman masih bisa diselamatkan,” kata dia.

Baca Juga : Belasan Desa di Klaten Jadi Destana, Ini Daftarnya.

Petani lainnya, Udi, 62, mengatakan sawah yang dia tanami padi berumur sekitar sebulan. Seluruh tanaman terendam setelah tanggul jebol. Dia berharap air segera surut dan tak lagi turun hujan agar tanaman padinya tak mati.

“Kalau cuaca cerah, padi masih memungkinkan untuk diselamatkan. Kalau tidak cerah [hujan lagi] ya bablas. Biaya tanam dan perawatan saat ini sekitar Rp1 juta,” kata dia.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Cawas, Tut Wuri Handayani, mengakui tanggul Kali Gamping kerap jebol. Penyebabnya, banyaknya lubang tikus di tanggul tersebut. Upaya untuk pengendalian tikus kerap dilakukan. Luas sawah terdampak jebolnya tanggul Kali Gamping mencapai sekitar 20 hektare (ha). Usia tanaman beragam, mulai dari tujuh hari hingga 25 hari.

Baca Juga : Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran 5 Km, Warga Belum Perlu Mengungsi.

“Kalau umurnya lebih dari 25 hari dan tidak lagi hujan, kemungkinan tanaman aman,” kata Wuri.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, mengatakan tanggul Kali Gamping di Desa Karangasem jebol setelah debit air sungai meningkat, Rabu (16/3/2022). Penanganan tanggul jebol bakal dilakukan dengan pemasangan beronjong kawat serta batu.

Pemasangan bakal didukung BPBD, DPUPR, serta BBWSBS. BPBD Klaten sudah mengirimkan 2.000 lembar karung plastik dan logistik ke Desa Karangasem untuk persiapan kegiatan gotong royong penanganan tanggul jebol.

“Pelaksanaan gotong royong pemasangan beronjong kawat dilakukan setelah air surut,” jelas Winoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya