Soloraya
Sabtu, 22 Februari 2020 - 16:46 WIB

Tanggul Sungai Mlese Klaten Jebol, Padi Rp120 Juta Terendam

Ponco Suseno  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi tanggul Sungai Mlese yang jebol di Desa Mlese, Gantiwarno, Sabtu (22/2/2020). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Tanggul Sungai Mlese sepanjang enam meter di Desa Mlese, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, jebol, Jumat (21/2/2020) malam pukul 20.00 WIB. Akibatnya, sekitar 30 hektare sawah yang ditanami padi terendam.

Selain merendam areal pertanian tanaman padi, jalan penghubung Dukuh Jombor (Desa Jabung)-Desa Mlese tak dapat dilewati karena ikut terendam. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, tanggul di Sungai Mlese tergolong langganan jebol setiap tahunnya.

Advertisement

Kepala Dusun (Kadus) I Mlese, Rebino, menjelaskan, tanaman padi yang terendam air Sungai Mlese sudah berumur 20 hari-45 hari. Hal itu menyebabkan kerugian mencapai Rp120 juta.

Kesaksian Siswa SMPN 1 Turi Sleman Selamat dari Tragedi Susur Sungai: Air Tiba-Tiba Datang dari Atas

“Sebelum tanggul jebol itu, hujannya memang lebat sekali. Hujan sejak pukul 14.00 WIB. Jika tak segera surut dalam waktu satu pekan, tanaman padi yang terendam pasti gagal panen. Ini saja, kondisi tanaman padi pasti akan layu. Pertumbuhannya sudah tidak optimal. Kerugian per hektare berkisar Rp4 juta,” katanya.

Advertisement

Selain mengakibatkan puluhan hektare sawah terendam, lanjut Rebino, jebolnya tanggul Sungai Mlese juga mengakibatkan jalan penghubung Dukuh Jombor (Desa Jabung)-Desa Mlese tak dapat dilewati.

“Genangan airnya lumayan tinggi. Sepeda motor yang melintas pasti macet. Jika ingin melintas dari Mlese ke Jombor atau sebaliknya harus memutar balik hingga tiga kilometer. Jebolnya tanggul itu juga mengakibatkan permukiman warga di Dukuh Jombor, Desa Jabung terdampak luapan air Sungai Mlese. Informasinya ada beberapa rumah. Tapi itu sudah di luar desa kami,” katanya.

Najwa Shihab ke Solo, Netizen: Ngecengin Gibran Ya?

Advertisement

Jebolnya tanggul disebabkan hujan deras yang mengguyur daerah setempat selama berjam-jam. Di samping itu, sedimentasi di Sungai Mlese dinilai sudah parah. Tumpukan tanaman krangkungan dan sampah di beberapa lokasi juga menyebabkan aliran air tak lancar.

Aliran air Sungai Mlese tidak dapat mengalir dengan baik ke arah Sungai Birin yang menjadi anak Sungai Dengkeng. Hal itu belum termasuk tindakan para petani yang melubangi tanggul dengan ukuran kecil di musim kemarau.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif