Soloraya
Rabu, 4 Maret 2020 - 16:04 WIB

Tanggul Sungai Situri Lagi-Lagi Jebol, Petani dan Pemdes Grogol Sukoharjo Menyerah

Indah Septiyaning Wardani  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanggul Sungai Situri kembali jebol setelah diguyur hujan deras selama beberapa hari terakhir. Foto diambil Rabu (4/3/2020). (Solopos/ Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Tanggul Sungai Situri di wilayah Desa Grogol, Weru, Sukoharjo, lagi-lagi jebol setelah diguyur hujan deras selama beberapa hari terakhir.

Jebolnya tanggul untuk kali kesekian ini membuat petani dan pemerintah desa (pemdes) setempat kewalahan. Mereka bahkan angkat tangan alias menyerah mengatasi persoalan yang berulang setiap musim penghujan itu.

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Grogol, Heri Putut, mengatakan hujan deras mengakibatkan tanggul Sungai Situri jebol di dua lokasi dengan lebar masing-masing empat meteran.

Tanggul tersebut jebol pada waktu berbeda, Senin (2/3/2020) dan Selasa (3/3/2020) petang. Hingga kini, air masih merendam puluhan hektare tanaman padi meski kondisinya mulai surut.

Tak Cuma Merapi, Gunung Semeru Juga Erupsi

Advertisement

"Dua lokasi tanggul jebol ini lokasinya tidak jauh dari yang jebol sebelumnya dan sudah dipasangi sandbag [karung pasir]," kata dia di kantornya, Rabu (4/3/2020).

Untuk sementara ini, dia mengatakan belum dilakukan penanganan terhadap tanggul yang jebol. Hal ini mengingat kondisi aliran air sungai masih terlalu tinggi.

Petani Rugi

Penanganannya pun akan dilakukan sama dengan sebelumnya, memasang sandbag atau karung-karung berisi pasir guna menutup tanggul yang jebol.

Advertisement

Langkah ini sekaligus sebagai upaya mengantisipasi banjir bandang akibat jebolnya tanggul. "Pemasangan sandbag itu sifatnya penanganan sementara atau darurat saja. Selama ini yang bisa kami lakukan hanya itu," katanya.

Pilkada Solo: 2 Srikandi Berebut Posisi Cawawali Dari PDIP, Siapa Saja?

Dia mengaku sudah berulang kali melaporkan kondisi tanggul Sungai Situri yang semakin kritis ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sejak lima tahun lalu.

Dia berharap BBWSBS merespons dengan menormalkan tanggul Sungai Situri. Namun hingga kini tak kunjung terealisasi. BBWSBS hanya mengirimkan bantuan sandbag sebagai penanganan sementara.

Advertisement

"Sebenarnya BBWSBS sudah pernah ke lokasi tanggul Situri. Bahkan mengecek kondisi Sungai Situri, tapi nyatanya sampai sekarang tidak pernah ditangani," kata dia.

Bukan Pakai Masker, Ini Saran Dinkes Klaten Tangkal Virus Corona

Dia mengaku prihatin dan peduli dengan nasib para petani terdampak tanggul jebol. Para petani tersebut bahkan berulang kali harus rugi jutaan rupiah karena sawahnya terendam air akibat tanggul jebol.

Apalagi seperti saat ini lahan sawah petani sudah memasuki tahap siap panen, tetapi terendam air sehingga terancam gagal panen atau puso.

Advertisement

Antisipasi Banjir Bandang

Atas kondisi ini, dia berharap ada langkah konkret dari BBWSBS agar melakukan normalisasi Sungai Situri, termasuk penguatan tanggul Sungai Situri yang kondisinya sudah sangat kritis.

Dia khawatir tanggul jebol hingga menyebabkan banjir bandang. Tak hanya merusak tanaman padi petani, banjir bandang bisa merendam rumah-rumah penduduk di aliran Sungai Situri.

Istana Sindir Reporter TVOne Pakai Masker Respirator, Ini Reaksi Karni Ilyas

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto mengatakan akan menyerahkan bantuan sandbag untuk wilayah Desa Grogol. Bantuan ini sebagai upaya sementara atau darurat untuk menutup tanggul yang jebol.

"Kondisinya saat ini terpantau sudah surut, tapi masih sedikit merendam lahan pertanian," katanya.

Advertisement

BPBD akan mengajukan kembali permohonan ke BBWSBS agar dilakukan normalisasi Sungai Situri, termasuk tanggul sungai tersebut.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif