SOLOPOS.COM - Kondisi rumah warga Desa Dukuh, Kecamatan Bayat, Klaten, yang rawan longsor setelah talut ambrol akibat debit Sungai Gamping meningkat. Foto diambil Rabu (6/3/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sarinem, 70, tak kuasa menahan tangis ketika menceritakan kondisi talut yang membatasi rumahnya dengan Sungai Gamping di Desa Dukuh, Kecamatan Bayat, Klaten, ambrol tergerus arus sungai pada Selasa (5/3/2024) sore.

Ambrolnya talut itu membuat rumahnya kini berharak tinggal beberapa sentimeter (cm) saja dari bibir sungai dan terancam longsor. Sarinem semakin sedih ketika mengingat talut permanen untuk memperkuat fondasi rumahnya itu baru dibangun pada Oktober-November 2023 lalu dengan uang pinjaman bank senilai Rp50 juta.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Belum juga rampung mengangsur utang, talut sudah ambrol. “Golek utangan [cari utang] Rp50 juta untuk bangun ini. Malah entek niki [Justru habis seperti ini]. Gek kepripun [terus bagaimana],” kata Sarinem sembari menangis saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Rabu (6/3/2024).

Rumah yang terancam longsor itu dihuni Sarinem bersama suaminya, Slamet, dan keluarganya. Pada Selasa sore, talut yang dibangun keluarga Sarinem longsor saat debit air di sungai meningkat bersamaan hujan deras yang mengguyur wilayah Klaten dan sekitarnya.

Talut beserta tanah ambrol dihantam derasnya arus sungai. Panjang talut yang ambrol sekitar 11 meter dengan ketinggian 5 meter. Akibat kejadian itu, rumah Sarineem dan Slamet yang tadinya berjarak sekitar 4 meter dari bibir sungai itu kini tepat berada di pinggir dengan ketinggian sekitar 5 meter.

Tembok rumah di sisi pinggir sungai juga bertambah retak. Selain itu, lantai di ruang tamu ambles. Sarinem mengatakan saat kejadian dia berada di dalam rumah. Tiba-tiba terdengar suara keras. Setelah dilihat oleh anaknya, ternyata talut di pinggir rumah sudah ambrol tergerus arus sungai yang deras.

Tidak Bisa Tidur

Sarinem mengatakan talut itu dibangun menggunakan dana pinjaman bank Rp50 juta. Ia berharap segera ada solusi untuk mengatasi longsornya talut yang mengancam rumahnya. Keluarganya kini waswas rumahnya ambrol lantaran tepat berada di pinggir kali.

Penghuni rumah lainnya, Anita, 26, mengatakan sebelumnya talut di samping rumahnya pernah longsor. Fondasinya tidak kuat. “Tembok juga sudah retak. Kemudian membangun talut sendiri. Baru dibangun Oktober selesai November 2023, ini longsor,” kata Anita.

Anita mengatakan untuk saat ini keluarganya masih bertahan tinggal di rumah yang rawan longsor tersebut. Hanya, mereka memindahkan barang-barang yang semula berada di sisi barat ke sisi timur rumah.

Aktivitas juga tidak dilakukan di sisi barat rumah yang kini mepet dengan sungai. “Tentu sangat khawatir. Semalam tidak bisa tidur,” ungkap dia.

Ketua Sukarelawan Desa Dukuh, Wandi, mengatakan talut permanen itu ambrol setelah debit air sungai meningkat dengan arus cukup deras. Dia menjelaskan untuk sementara, Slamet beserta keluarganya tidak mengungsi.

Saat ini, pemerintah desa masih berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan talut ambrol itu agar tak meluas. “Tetapi kami menganjurkan [kepada pemilik rumah] agar kegiatan dilakukan di sebelah timur rumah, tidak di situ dulu [sisi barat rumah],” kata Wandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya