Tanpa Figur Berpengaruh, Parpol Baru di Wonogiri bakal Sulit Peroleh Kursi DPRD

Solopos.com, WONOGIRI — Partai politik (parpol) baru di Wonogiri yang menjadi peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diprediksi bakal sulit mendapatkan kursi parlemen. Tanpa figur berpengaruh dan program yang bisa langsung dirasakan masyarakat, parpol baru hanya akan menjadi pelengkap peserta Pemilu 2024.

Pengamat politik Wonogiri, Bambang Tetuko, mengatakan kemunculan parpol baru sebagai peserta Pemilu Legislatif 2024 tidak akan berpengaruh banyak terhadap peta politik di Wonogiri. Dia menilai konstituen di Wonogiri masih akan dipegang partai-partai lama yang saat ini bertengger di parlemen.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Meski konstituen di Wonogiri relatif tidak fanatik terhadap suatu partai, mereka tidak akan mudah memilih parpol baru. Tipikal konstituen Wonogiri adalah mereka harus melihat kontribusi nyata dari suatu partai baru, kemudian mereka baru bisa percaya dan memilih partai itu.

Tanpa dilandasi program yang sudah berjalan dan langsung berdampak pada masyarakat, kecil kemungkinan parpol baru bisa mendapat banyak suara di Wonogiri.

“Parpol-parpol lama yang saat ini duduk di kursi parlemen sudah memiliki konstituen yang loyal, mereka merawat konstituen mereka masing-masing. Bahkan mereka sudah melakukan konsolidasi sejak jauh-jauh hari. Sulit bagi parpol baru untuk menggeser parpol parlemen ini jika mereka tidak membawa perubahan yang mendasar,” kata Bambang kepada Solopos.com, Senin (19/12/2022).

Baca Juga: KPU Wonogiri Jamin Tak Ada Manipulasi Data saat Verifikasi Faktual Parpol 

Bambang mencontohkan, saat berlangsung Pemilu 2019, partai Perindo merupakan parpol baru yang digadang-gadang akan mengubah peta politik Wonogiri dengan sejumlah gebrakan. Tapi pada kenyataannya, partai tersebut tumbang dan sama sekali tidak mendapat kursi.

Wonogiri bisa menjadi arena politik yang kejam jika parpol tidak benar-benar mempersiapkan strategi dan merawat konstituen. Hal itu yang terjadi Partai Demokrat.

Pada Pemilu Legislatif 2014, Partai Demokrat berhasil mendulang suara dan memiliki jatah beberapa kursi di DPRD Wonogiri. Kemudian pada Pemilu Legislatif 2019, partai itu tumbang dan kehilangan kursi parlemen Wonogiri.

“Jadi jangankan parpol baru, partai lama, bahkan partai parlemen pun bisa tenggelam jika tidak bisa merawat konstituen. Jadi saya memprediksi parpol baru ini tidak akan cukup kuat untuk mengganggu partai-partai lama di Wonogiri,” ujarnya.

Baca Juga: Hadapi Pemilu 2024, Parpol Baru di Wonogiri Optimistis Peroleh Kursi di DPRD

Terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gelora Wonogiri, Sriyadi, mengatakan sebagai parpol baru, Partai Gelora menyadari betul tidak akan mudah menggaet suara dari konstituen Wonogiri yang sudah akrab dengan parpol-parpol lama. Oleh karena itu, Partai Gelora tidak akan asal maju sebagai peserta pemilu saja.

Partai Gelora sudah menyiapkan strategi khusus guna memastikan banyak konstituen memilih parpol baru ini. Partai Gelora sudah menyiapkan strategi. Partai Gelora sudah melakukan pendekatan dengan cara memberikan politik kepada masyarakat di akar rumput jauh-jauh hari. 

Bahkan partai baru ini sudah menjalankan program yang langsung menyasar dan berdampak pada masyarakat bawah seperti petani, yaitu program penggemukan sapi. Selain bertujuan menyejahterakan masyarakat, cara itu bagian dari upaya mengenalkan partai.

“Kami menyadari itu, tidak bisa kalau kami sekadar tendang sana tendang sini. Itu akan berat [mendulang suara]. Kami yakin masih ada celah yang bisa kami manfaatkan. Kami juga mempunyai strategi kolaborasi, yaitu calon yang akan diusung 50 persen dari pengurus, 50 persen bukan dari pengurus. Kami berupaya calon yang kami usung adalah mereka yang benar-benar berkontribusi dan berpengaruh terhadap masyarakat,” jelas Sriyadi.