SOLOPOS.COM - Sri Joko Indarto (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Sri Joko Indarto (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SUKOHARJO – Pemkab Sukoharjo menargetkan kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) objek wisata Batu Seribu hingga 50% lebih menjadi Rp95,334 juta pada 2012. Hal itu menyusul pemberlakuan tarif masuk baru Rp2.000 per 1 Januari 2012.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kabid Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (DPOPK) Kabupaten Sukoharjo, Sri Joko Indarto, menyebutkan sebelumnya target PAD objek wisata Batu Seribu hanya Rp60 juta pada 2011. Dia mengatakan adanya ketentuan tarif baru praktis mendongkrak target PAD pada tahun berjalan.

“Barangkali memang lebih karena kenaikan tarif sehingga PAD juga dipatok naik. Dulu tahun 2011 sekitar Rp 60juta, sedangkan pada 2012 nilainya dinaikkan jadi Rp95,334 juta dari jumlah pengunjung sebanyak 47.667 orang selama tahun berjalan,” ungkapnya.

Meski dengan kondisi yang memrihatinkan, Sri Joko mengaku optimistis target PAD tercapai. Namun Ia menekankan pentingnya pembenahan Batu Seribu untuk meningkatkan daya tarik objek, terlebih setelah tarif masuk naik cukup signifikan dari semula hanya Rp750 menjadi Rp2.000 per pengunjung.

“Pembenahan Batu Seribu perlu untuk meningkatkan minat wisatawan berkunjung. Apalagi dengan adanya kenaikan tarif, harus diiringi perbaikan pelayanan serta sarana prasarana penunjang,” tandasnya.

Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Giyarto, menegaskan seharusnya Pemkab mendahulukan perbaikan dan penataan objek wisata sebelum memberlakukan kenaikan tarif. Hal itu, serunya, agar wisatawan yang berkunjung betul-betul merasa puas dan tidak kecewa terhadap kondisi Batu Seribu.

“Saya menilai selama ini perhatian yang diberikan masih kurang. Semestinya bisa dikelola lebih baik lagi agar hasilnya maksimal. Kenaikan tarif harus dibarengi pembenahan objek dan perbaikan pelayanan,” tegasnya.

Politisi Partai Golkar itu menyatakan objek wisata Batu Seribu merupakan aset yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong keberadaan Desa Gentan dan Kecamatan Bulu secara umum sebagai daerah wisata. Namun, jelas dia, program itu memerlukan pengelolaan objek wisata yang optimal agar semakin menarik.

Sementara seperti disampaikan Sri Joko Indarto, beberapa sarana vital seperti kolam renang saat ini telah mengalami kerusakan dan membutuhkan perbaikan. Sarana penunjang lain, kata dia, juga memerlukan pembenahan, termasuk taman bermain, loket, maupun talut guna meminimalkan risiko longsor di lokasi.

“Dengan kenaikan tarif kami berharap ke depan ada lebih banyak sentuhan. Sehingga objek wisata menjadi semakin menarik bagi yang berkunjung,” pungkasnya.

JIBI/SOLOPOS/Triyono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya