SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Wonogiri (Espos)–
Biaya perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soediran Mangun Sumarso Wonogiri bakal diturunkan antara 30% hingga 50% per kasus. Penurunan biaya tersebut ditargetkan mulai berlaku November 2009 ini.

Bupati Wonogiri, H Begug Poernomosidi, dalam rapat paripurna penyampaian jawaban atas pertanyaan pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD terhadap nota keuangan RAPBD Perubahan tahun 2009 di Gedung Dewan setempat, Rabu (4/11) mengungkapkan, salah satu penyebab turunnya pendapatan asli daerah (PAD) senilai Rp 4,939 miliar adalah retribusi jasa umum RSUD yang turun sebesar Rp 4,913 miliar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penurunan itu disebabkan kenaikan tarif pelayanan kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) No 13 Tahun 2008, sehingga kunjungan pasien menurun. Kaitannya dengan hal itu, Begug, dalam wawancara dengan wartawan seusai rapat paripurna itu mengatakan, perlu dilakukan upaya peningkatan promosi dan daya saing RSUD, agar lebih berpihak pada masyarakat kurang mampu.

“Bisa saja penurunan jumlah pasien di RSUD itu karena saat ini orang Wonogiri lebih suka berobat ke Solo atau rumah sakit swasta yang ada di Wonogiri sendiri. Hal ini perlu dilakukan pengkajian,” jelas Begug.

Adanya penurunan jumlah pasien yang diakibatkan kenaikan tarif RSUD berdasarkan Perda No 13 Tahun 2008 itu dibenarkan oleh Direktur RSUD dr Soediran Mangun Sumarso, Setyarini. Ditemui terpisah, juga di Gedung Dewan, kemarin, Setyarini mengatakan, sejak diberlakukan kenaikan tarif itu, berkembang imej di kalangan masyarakat bahwa tarif RSUD itu mahal.

“Waktu itu penurunannya cukup signifikan. Bahkan pernah tingkat hunian di RSUD hanya 30%. Padahal idealnya, tingkat hunian RS itu minimal 65%. Faktor bisa macam-macam, pilihan rumah sakit yang semakin banyak, biaya yang mahal dan sebagainya,” ujar Setyarini.

Akibat penurunan jumlah pasien itu, Setyarini mengatakan, target pendapatan yang ditargetkan pada 2009 ini senilai Rp 25 miliar baru terealisasi 47%, sehingga pihaknya mengajukan koreksi target menjadi senilai Rp 21 miliar.

Berbagai upaya dilakukan pihak RSUD agar bisa mencapai target tersebut. Di antaranya dengan meningkatkan promosi kepada masyarakat mengenai pelayanan di RSUD yang rata-rata sudah menggunakan peralatan. Selain itu juga melakukan sosialisasi mengenai penurunan tarif menyusul perubahan Perda No 13 tahun 2008, agar tarif itu diturunkan. Hal itu untuk menghilangkan citra di kalangan masyarakat bahwa tarif RSUD itu mahal.

“Soal pelayanan juga akan ditingkatkan khususnya dalam hal kecepatan. Kami sudah mengikutkan para petugas medis, perawat dan pihak manajemen dalam pelatihan yang berorientasi pada kecepatan pelayanan, sehingga tidak akan ada lagi keluhan dari masyarakat bahwa pelayanan di RSUD lamban,” ujar Setyarini.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya