SOLOPOS.COM - Penerapan kebijakan kantong plastik berbayar di minimarket (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Tas plastik berbayar, Aprindo dan Kementerian Lingkungan Hidup bakal mengevaluasi uji coba diet kantong plastik di 22 kota.

Solopos.com, SOLO–Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bakal mengadakan rapat evaluasi penerapan uji coba kantong plastik berbayar pekan ini.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua Aprindo Roy N. Mandey mengemukakan salah satu poin evaluasi penerapan uji coba “diet” kantong plastik yang sudah diterapkan di ritel yang tergabung dalam Aprindo di 22 kota/kabupaten se-Indonesia menyasar efektivitas program tersebut.

“Tanggal 21 nanti sudah genap tiga bulan uji coba. Sesuai rencana awal, kami bersama KLHK selaku leading sector akan mengadakan rapat evaluasi. Khususnya untuk melihat efektivitas program ini. Sejauh mana program diterima masyarakat,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di Kali Pepe, Minggu (8/5/2016).

Roy menyebutkan poin lain yang dibahas dalam rapat itu turut membahas harga kantong plastik yang sesuai kesepakatan bersama Aprindo dan pihak terkait telah disepakati Rp200/lembar (harga termasuk PPn). “Harga yang sudah kami sepakati sebelumnya masih dalam masa uji coba. Bisa saja berubah setelah ada pertemuan,” jelasnya.

Disinggung soal adanya penolakan penerapan tas plastik berbayar oleh pemerintah daerah, salah satunya Solo, Roy menyebutkan arahan penetapan harga untuk kantong plastik belanja di toko modern bukan untuk komersialisasi.

“Semangatnya sebenarnya supaya orang malas pakai kantong plastik karena disuruh membayar. Dengan malas tersebut, lama-kelamaan orang akan mengubah budayanya menggunakan tas plastik. Substansinya bukan uangnya, tapi mengubah perilakunya untuk kepentingan penyelamatan lingkungan,” paparnya.

Secara terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup Solo, Widdi Srihanto, mengaku belum menerima instruksi lanjutan untuk menindaklanjuti penerapan uji coba pengurangan kantong plastik yang digulirkan KLHK.

“Saya masih menunggu perintah Wali Kota Solo. Beliau masih mencari momentum tepat untuk merumuskan strategi kampanye pengurangan kantong plastik,” katanya saat dihubungi, Senin (9/5/2016).

Sementara itu, sosiolog lingkungan hidup dari UNS, Siti Zunariyah, mengatakan kampanye “diet” kantong plastik yang belum optimal sejak digulirkan Februari lalu disebabkan masih minimnya edukasi ke tengah-tengah masyarakat. “Kita mulai punya regulasi untuk pengurangan kantong plastik saya kira sudah bentuk kemajuan. Tapi untuk sampai taraf perubahan perilaku, dibutuhkan waktu dan kampanye yang tidak putus. Kalau berharap warga instan berubah itu impian,” terangnya.

Lebih lanjut Yuyun, sapaan akrabnya, menerangkan kultur masyarakat yang cenderung menyukai sesuatu yang praktis membuat kampanye pengurangan kantong plastik sulit dioptimalkan. Untuk mengubah budaya tersebut, sambungnya, dibutuhkan edukasi menyeluruh dimulai dari lingkup rumah tangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya