Solo (Espos)--Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) Juli lalu turut mengimbas pada usaha batik di Pasar Klewer. Bahkan, berembusnya kabar kenaikan tarif dasar listrik sudah memicu kenaikan produksi batik sekitar 20%.
Pedagang Pasar Klewer yang juga Humas Pasamuan Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta), Faizul Kirom mengungkapkan, kenaikan biaya produksi membuat harga batik juga merangkak naik antara Rp 1.500-Rp 2.000. “Beruntung, tertolong dengan liburan sekolah. Sehingga, permintaan juga ikut naik,” paparnya.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Meski demikian, dalam jangka panjang usaha batik bisa kolaps jika tak ada penyikapan. Salah satunya ialah terkait merangkaknya harga Sembako menjelang puasa. “Kenaikan ini tak bisa dilepaskan dari kenaikan tarif dasar listrik. Sebab, produksi garmen semua memakai listrik,” paparnya.
Parahnya lagi, lanjut Kirom, kebanyakan usaha-usaha batik selama ini adalah usaha kecil menengah (UKM) ke bawah. Dan naiknya TDL, jelas terasa bagi UKM batik. “Sebab satu-satunya sumber penghasilan UKM ke bawah ya hanya itu. Berbeda dengan usaha-usaha kelas besar,” paparnya.
asa