Soloraya
Senin, 4 Maret 2019 - 17:45 WIB

Teater SOPO UNS Bikin Pentas Bertema Karsa dalam Satu Rasa

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Teater SOPO merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. Sebagai wadah untuk para mahasiswa mengembangkan dan menunjukkan bakat di bidang seni teater.

Teater SOPO mengadakan Pentas Bikin-Bikin yang merupakan agenda tahunan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran dasar tentang seni teater kepada anggota baru teater SOPO agar mampu menyesuaikan diri dengan proses produksi pentas teater.

Advertisement

Pentas Bikin-Bikin ke-24 Teater SOPO mengusung tema Karsa dalam Satu Rasa. Tema ini diangangkat dari kata “karsa” yang berarti daya (kekuatan) jiwa yang mendorong untuk berkehendak dan “rasa” yang berarti perasaan. Artinya pentas ini merupakan penyatuan berbagai rasa untuk menciptakan sebuah karya. Pentas Bikin-Bikin 24 ini akan dilaksanakan pada 13 Maret 2019 di Student Center UNS. Pentas ini dimulai pukul 19.00 WIB.

Pentas Bikin-Bikin 24 menampilkan dua judul pementasan. Pertama, Setan Dalam Bahaya, buah karya Taufik Al Hakim yang diadaptasi sekaligus disutradarai oleh Dimas Prasodjo. Setan Dalam Bahaya mengisahkan tentang sesosok setan yang tengah gelisah akan bencana yang akan menimpanya. Hingga ia memutuskan untuk menemui seorang filsuf, yang dapat menemukan solusi atas masalahnya. Di saat masalah setan belum selesai, masalah baru datang lagi. Bahkan lebih pelik dari permasalahan setan.

Pementasan kedua berjudul Dukun Dukunan karya Moliere, diadaptasi oleh Fiersa WJ. Berlatar pada kehidupan klasik pedesaan, berkisah tentang kehidupan sepasang suami istri yang hidup dalam keterbatasan. Suami yang pemalas dan pengangguran, istri yang cerewet dan pemarah, keduanya tak pernah akur.

Advertisement

Di tempat lain, yaitu di perkotaan, sebuah keluarga kaya sedang resah atas penyakit misterius yang diderita anak semata wayang mereka. Sudah berbagai cara pengobatan dilakukan, namun tak kunjung membuahkan hasil. Hingga terpikirlah untuk berobat ke dukun yang terkenal akan kehebatannya dalam menangani pasiennya.

Diharapkan penonton dan pelaku pentas dapat memetik nilai kehidupan yang disajikan dalam pentas ini, baik yang tersirat maupun tersurat. Juga lebih mencintai kebudayaan seni terutama seni teater.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif