Soloraya
Rabu, 28 Desember 2011 - 12:25 WIB

Tebing pembatas wilayah Klaten-DIY rawan ambrol

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN--Tebing pembatas antara wilayah Kabupaten Klaten dan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berada di Dukuh Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, rawan ambrol.

Kondisi itu diperparah lantaran saat ini intensitas hujan mulai deras di wilayah tersebut. Bangunan tebing berupa tanggul tersebut memiliki ketinggian sembilan meter dan berbatasan dengan Dusun Ngepek, Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, DIY.

Advertisement

Sementara wilayah Kabupaten Klaten berada di dasar tebing. Berdasarkan pantauan Espos, beberapa bagian tebing tersebut terdapat rekahan sepanjang 50 meter. Tidak hanya itu, pada bagian dasar dinding tebing mencembung.

Kepala urusan (Kaur) Pembangunan Desa Ngandong, Agus Hariyadi, menjelaskan kondisi tersebut sudah terjadi sejak setahun belakangan. Dijelaskannya, saat hujan mengguyur tebing tersebut, sebagian warga memilih mengungsi di tempat yang lebih aman.

Ditambahkannya, sekitar 151 Kepala Keluarga (KK) Dukuh Bometen RT 16/RW VIII dan RT 17/RW IX, tinggal di lereng tebing tersebut dan berjarak hanya beberapa meter dari dasar tebing.

Advertisement

“Kami imbau masyarakat untuk mengungsi sementara waktu saat hujan mengguyur. Terkait pembangunan tebing itu sudah tanggung jawab DIY. Tebing dibangun 2009 lalu. Kondisi ini terjadi ketika hujan deras terakhir mengguyur wilayah kami sekitar setahun silam,” tuturnya saat ditemui wartawan, Selasa (27/12/2011), di sekitar tebing.

Lebih lanjut Agus menjelaskan tebing terssebut pernah longsor 2010 lalu. Meskipun telah ditambal, namun retakan kembali terjadi lantaran konstruksi bangunan yang dinilai kurang kuat.

Sementara itu, Kismo Diharjo, 60, warga Dukuh Bometen, RT 17/RW IX, mengaku khawatir saat hujan mengguyur wilayah tersebut. Dirinya tidak dapat berbuat banyak selain memantau kondisi tebing.

Advertisement

“Saya biasanya keluar untuk melihat kondisi tebing. Kalau hujan deras sudah dua kali mengguyur wilayah kami. Yang jelas kami merasa khawatir jika tebing ini ambrol,” papar Kismo yang rumahnya hanya berjarak sekitar satu meter dari dasar tebing.

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Sri Mulyani, 30. Dia menuturkan saat hujan deras terjadi dia bersama anggota keluarga lainnya memilih mengungsi di rumah tetangga yang lebih aman. Dia berharap pun segera ada tindak lanjut dari Pemkab Gunungkidul.

“Dibangun kembali dengan konstruksi yang jauh lebih baik dari bangunan semula. Pembangunan harus dilakukan sesegera mungkin mengingat saat ini sudah memasuki musim hujan,” ujarnya.

(m103)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif