SOLOPOS.COM - Camat Laweyan, Endang Sabar menyerahkan stimulan gizi kepada salah satu anak stunting di Karangasem dalam acara launching program Basuh Santing (Bapak Asuh Sayang Anak Stunting), Rabu (3/5/2023). (Istimewa/Intan).

Solopos.com, SOLO —Forum Kesehatan Keluarga (FKK) Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan Kota Solo, meluncurkan program inovasi Bapak Asuh Sayang Anak Stunting (Basuh Santing) pada Rabu (3/5/2023).

Ketua FKK Kelurahan Karangasem, Patmawati, menyampaikan Basuh Santing adalah program inovasi ketiga untuk mempercepat penanganan stunting di Kelurahan Karangasem. Program ini melibatkan peran dan kerja sama semua pihak, baik kerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), kader kesehatan, dan pemerintah kelurahan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Selama 90 hari kami akan memberikan bantuan makanan tambahan kepada anak balita kami yang ada di sini,” ujar dia di Kantor Kelurahan Karangasem, pada Rabu (3/5/2023).

Pesoalan stunting menjadi persoalan semua lini. Sudah ada dua program inovasi untuk membantu anak-anak stunting Kelurahan Karangasem sebelumnya. Program ini juga bersinergi dengan tim penanggulangan kemiskinan kelurahan dan kelompok tani muslim mandiri.

Inovasi program tersebut meliputi Kazi Ceting (Kader Gizi Cegah Stunting) dan Gaber Telanting (Gerakan Berbagi Telur Anak Stunting). Inovasi-inovasi ini diharapkan bisa memacu tumbuh kembang anak menjadi lebih baik.

“PKK RT RW Kelurahan dan Forum Kesehatan Kelurahan serta LPMK, semua sudah melaksanakan kegiatan berbagi telur dan akan dilakukan secara kontinyu,” papar dia.

Camat Laweyan, Endang Sabar menyampaikan upaya dari Kelurahan Karangasem untuk pengentasan stunting luar biasa melalui tiga inovasi tersebut. Yang terbaru, yakni Basuh Santing.

“Semoga melalui inovasi-inovasi tersebut untuk Kelurahan Karangasem betul-betul zero stunting,” jelasnya saat sambutan.

Endang berharap agar program-program pengentasan stunting tersebut terus dilanjutkan di Kelurahan Karangasem. Endang mengatakan akan ada bantuan bagi anak-anak stunting berupa telur dan ayam dalam waktu dekat di Kecamatan Laweyan.

“Disalurkan di kantor pos di Kecamatan Laweyan, datanya nanti dari dinas KB [Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Solo],” ucap dia.

Terdapat pendamping lapangan KB yang akan membantu proses penyaluran bantuan ini. Endang menjelaskan penanganan stunting menjadi program prioritas di Kota Solo.

“Untuk penanganan stunting ini memang diprioritaskan, berapa pun anggaran akan diberikan untuk penanganan stunting ini,” ucap dia.

Kepala Puskesmas Pajang, Hat Sukarmadani, menungkapkan angka stunting kelurahan karangasem naik pada 2023. Dari hasil penimbangan serentak, tercatat 31 anak mengalami stunting pada Februari 2023. Angka tersebut lebih tinggi dibanding Agustus 2022, yang tercatat sebanyak 25 anak.

“Ada tambahan enam [anak], ini adalah PR kita bersama,” ucap dia.

Penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh satu lini kesehatan saja. Dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari semua lini agar penanganan stunting berjalan optimal.

Dari hal yang spesifik, seperti pemberian makanan tambahan. Seorang ibu sebelum masa kehamilan harus dipersiapkan agar nanti hamilnya sehat, misalnya dengan pemberian tablet tambah darah.

Kemudian dukungan dari faktor lingkungan seperti penyediaan air bersih. Kualitas air bersih ini turut berdampak langsung pada gizi dan tumbuh kembang anak-anak.

“Ini sudah diteliti, ternyata kualitas air minum rumah tangga manakala ini ada kontaminasi yang berdampak pada tumbuh kembang anak,” ucap dia.

Lalu, berdasarkan Indek Keluarga Sehat dari sembilan RW di Kelurahan Karangasem, ada dua RW yang masih merah, lima RW kuning, dan tiga RW lulus. Faktor yang paling mempengaruhi nilai Indeks Keluarga Sehat ini adalah asap rokok, hipertensi, dan KB.

“Menyambung stunting, secara teori bila ada kebiasaan merokok, ibu anak atau anggota keluarga yang terpapar secara pasif ini akan menurunkan tumbuh kembangnya,” terang dia.

Koordinator Bapak Asuh Sayang Anak Stunting, Tri Wahayu, menyampaikan para pihak yang terlibat dalam Basuh Stunting ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penurunan angka stunting. Melalui upaya-upaya pencegahan dan implementasi yang nyata.

“Basuh Santing dapat memperhatikan anak stunting guna meningkatkan gizi dan kesehatan serta kendala lainnya,” jelas dia dalam sambutan.

Tim Basuh Santing diharapkan bisa saling berkoordinasi, baik dengan bidan desa, petugas puskesmas, ahli gizi, guru pendidikan, maupun perangkat kelurahan. Tri menjelaskan, program inovasi ini dibiayai oleh APBD Kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya