SOLOPOS.COM - Pegawai Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali memperlihatkan sensor Scadalogger yang digunakan untuk mengukur tekanan dan flow air demi mendeteksi kebocoran ciptaan Perumda Tirta Ampera di kantor setempat, Selasa (6/2/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Berawal dari tingkat kehilangan air yang tinggi, Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali membuat sebuah inovasi alat sensor bernama Scadalogger sejak 2021. Alat sensor tersebut telah terpasang di 50-an lokasi se-Boyolali.

Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali, Sunarno, menyampaikan ide pembuatan Scadalogger berawal dari tingkat kehilangan air atau Non Revenue Water (NRW) yang tinggi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Jadi kehilangan air kami tinggi, sehingga pendapatannya banyak berkurang. Jadi dalam produksi air ada kehilangan tinggi sehingga tidak jadi rekening di perusahaan. Berawal dari itu, kami berpikir bagaimana mengatasi kebocoran air,” kata Sunarno kepada Solopos.com, Selasa (6/2/2024).

Ia mengatakan ketika air yang bocor kelihatan di atas tanah dan terlihat, biasanya pihaknya akan memperoleh laporan dari masyarakat. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika air yang bocor tidak keluar di permukaan tanah akan tetapi di dalam tanah, maka akan sulit dideteksi.

Ketika kebocoran di dalam tanah dan sulit dideteksi, maka terjadi kehilangan air. Sehingga, Sunarno mencoba mempelajari masalah tersebut dan membuat praktik kecil-kecilan bersama pegawainya untuk mengatasi hal tersebut.

Dari hasil praktik dan diskusi, akhirnya muncul alat sensor atau logger yang bisa mendeteksi tekanan dan aliran atau flow air secara real time atau saat itu juga.

“Misal scadalogger dari lokasi satu ke dua harusnya tekanan airnya 10 bar, kok hanya lima bar bahkan tiga bar,maka patut dicurigai ada kebocoran air di dalam tanah [saat tidak ada kebocoran di atas permukaan tanah],” kata dia.

Ketika dideteksi ada kebocoran, maka petugas akan mengecek dengan alat khusus yang mirip stetoskop untuk mencari tempat yang diperkirakan terjadi kehilangan air. Pengecekan harus hening untuk bisa mengecek area bawah tanah yang terjadi kebocoran.

Setelah pencarian titik air selesai, maka hanya perlu di titik tertentu yang dibuka lalu digunakan untuk membenarkan pipa yang menjadi penyebab kebocoran air.

“Jadi tidak perlu membongkar semua [tanah]. Namun, pengecekannya harus hening, jadi biasanya kami lakukan malam hari,” kata dia.

Beberapa logger juga dilengkapi dengan panel surya, sehingga bisa memproduksi listrik sendiri untuk mengirim sinyal. Sunarno mengatakan biasanya logger yang dilengkapi panel surya berada di daerah yang jauh dari sumber listrik semisal di pinggir hutan, sawah, dan sebagainya.

Sunarno menjelaskan inovasi tersebut dimulai sejak 2021. Awalnya hanya ada 10-an alat scadalogger dan pada 2023 tercatat sudah ada 50-an. Pada 2024 ini, Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali juga menganggarkan untuk pembuatan 10-an scadalogger.

Anggaran alat logger hingga pemasangan senilai Rp25 juta, Sunarno mengklaim jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan alat hingga pemasangan dari pabrikan senilai Rp130-an juta.

Lebih lanjut, Sunarno mengatakan pemasangan scadalogger awalnya di pasang di lokasi-lokasi yang sebelumnya terjadi kehilangan air. Selain itu, scadalogger juga dipasang di titik terjauh-tertinggi dari sumber air baku.

“Kalau kami pasang di titik terjauh serta tertinggi dari air baku, nanti kan logikanya di titik terjauh-tertinggi saja mengalir, di yang lebih rendah juga pasti mengalir,” kata dia.

Dari inovasi alat tersebut, tingkat kehilangan air di Perumda Air Minum Tirta Ampera bisa ditekan. Sunarno menyampaikan produksi air dari Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali pada 2023 sebesar 12.528.363,18 meter kubik. Distribusi sebesar 12.319.316,94 meter kubik.

Lalu, terjual sebesar 9.883.113,00 meter kubik dan tingkat kehilangan air sebanyak 19,78% atau 2.436.183,94 meter kubik.

“Sebelum memakai scadalogger, tingkat kehilangan air bisa menjadi 25%. Jadi kami menekan tingkat kehilangan air secara pelan-pelan,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya