Soloraya
Rabu, 11 November 2020 - 12:56 WIB

Teladan Marjini, Bakul Lotis Sambal Setan Klaten Berempati kepada Pengungsi Merapi

Ponco Suseno  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Marjini menjajakan lotis di depan balai desa Balerante, Kemalang, Klaten, Selasa (10/11/2020). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Marjini, 49, bakul lotis asal Karangnongko, Klaten, tetap beraktivitas menjajakan barang dagangannya di lereng Merapi meski sudah mengetahui status gunung berapi itu naik dari waspada ke siaga,.

Marjini sang bakul lotis mengaku sudah 12 tahun menjadikan kawasan di lereng Gunung Merapi sebagai daerah pemasaran lotisnya. Dia pun sudah hafal berbagai daerah di lereng Gunung Merapi.

Advertisement

Daerah favoritnya untuk menjajakan lotis, yakni di kawasan Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten. Marjini mengaku sudah mengenal banyak orang di Balerante.

Warga Lereng Merapi di Klakah Boyolali Rasakan Hawa Panas & Gerah

Advertisement

Warga Lereng Merapi di Klakah Boyolali Rasakan Hawa Panas & Gerah

Pada Selasa (10/11/2020) pagi, Marjini sudah mangkal di depan gedung serbaguna Balerante, Kemalang. Di lokasi itu, terdapat sejumlah pengungsi warga dari beberapa dukuh di Balerante yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III.

Saat tengah menyiapkan sepeda motor dan gerobaknya, Marjini langsung diserbu warga di Balerante yang ingin menikmati lotisnya. Lotis Marjini terdiri dari sembilan buah segar yakni mangga, melon, semangka, belimbing, bengkoang, timun, nanas, kedondong, pepaya.

Advertisement

Selesai melayani para pembelinya, Marjini menyiapkan beberapa bungkus lotis lengkap dengan sambal pedasnya. Sambal buatan Marjini dikenal dengan sambal setan karena saking pedasnya.

Rampung menyiapkan beberapa bungkus lotis, Marjini melangkahkan kakinya dengan membawa beberapa bungkus lotis ke barak pengungsian.

Warga Lereng Merapi di Klakah Boyolali Rasakan Hawa Panas & Gerah

Advertisement

Di lokasi tersebut, Marjini menyerahkan beberapa bungkus dari mika berisi lotis kepada pengungsi. Di lokasi itu, terdapat beberapa pengungsi, seperti Ribut, 50, Tuginem, 55, Paini, 65, Rukinem, 60.

"Niki Bu, lotis dari saya. Seadanya," kata Marjini, kepada Ribut cs.

Mendengar omongan Marjini, Ribut cs semula menolaknya.

Advertisement

"Sampun Pak. Mboten usah mawon," kata Ribut cs.

Marjini pun langsung mempersilakan Ribut cs menyantap lotisnya seraya meninggalkan barak pengungsian.

Berdoa Semua Aman dan Selamat

Kepada Solopos.com, Marjini mengaku ikut merasakan kesusahan yang dialani Ribut cs selaku para pengungsi.

"Terus terang, saya ini orang tidak punya. Pendapatan dari penjualan lotis ini juga tidak tertentu. Semoga bisa bermanfaat. Saya pribadi berdoa agar semua aman dan selamat menghadapi potensi erupsi Gunung Merapi kali ini," katanya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, sejumlah bantuan terus mengalir ke barak pengungsian di Balerante dan Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang. Hal itu termasuk bantuan dari Presiden Joko Widodo.

Merapi Pagi Tadi Gugurkan Lava ke Arah Kali Senowo

Presiden Jokowi menyalurkan bantuan sebanyak 200 paket sembako di KRB Gunung Merapi. Bantuan itu dibagi rata di Balerante (100 paket) dan Tegalmulyo (100 paket). Pemberian bantuan dilakukan karena sejumlah orang di dua desa itu sudah ada yang mengungsi.

Bentuk bantuan berupa 5 kg beras, satu liter minyak goreng, satu kilogram gula pasir, dan satu bungkus teh. Paket bantuan itu dikemas dalam kantong dari kain bertuliskan Sekretariat Presiden.

"Bantuan dari Istana Presiden ini tiba di Balerante, Senin (9/11/2020) pukul 17.00 WIB," kata salah seorang sukarelawan di Balerante, Wardoyo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif