SOLOPOS.COM - Jembatan gantung senilai Rp10,8 miliar di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo. Foto diambil Sabtu (5/2/2022). (Bony Wicaksono/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kontraktor pelaksana dari CV Tunjung Jaya asal Kabupaten Karanganyar berencana menyerahkan proyek pembangunan jembatan gantung  di Sukoharjo kepada pejabat pembuat komitmen pada Senin (7/2/2022) ini.

Pengerjaan proyek pembangunan jembatan gantung senilai Rp10,8 miliar di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo dipastikan telah rampung.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pantauan Solopos.com, Sabtu (5/2/2022), tim teknis dari Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo mendatangi lokasi jembatan di pinggir Sungai Bengawan Solo.

Tim teknis itu mengecek konstruksi fisik jembatan mulai dari fondasi, kawat seling hingga papan jembatan. Lantas seberapa kekuatan jembatan tersebut?

Baca Juga: Catat, Warga Tidak Boleh Foto Selfie di Jembatan Gantung Sukoharjo

Untuk mengujingnya, Tim teknis dari DPUPR Sukoharjo berjalan kaki dari sisi utara menuju sisi selatan yang jaraknya sekitar 200 meter.

Sementara sejumlah pekerja terlihat membersihkan kotoran dan debu yang menempel di papan maupun fondasi jembatan.

Sebelumnya jembatan gantung di lokasi itu ambruk menjelang perayaan malam pergantian tahun tepatnya 31 Desember 2021. Kala itu, pekerja menyeting kawat seling yang menghubungkan kedua tiang pancang jembatan. Saat diseting, seling terlepas yang mengakibatkan jembatan gantung ambruk di dasar sungai.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga DPUPR Sukoharjo, Suyadi, mengatakan secara umum, pengerjaan jembatan gantung telah rampung. Tim teknis telah mengecek konstruksi jembatan termasuk kekuatan dan daya tampung jembatan. “Proyek jembatan tahap pertama diserahkan kepada pejabat pembuat komitmen pada 7 Februari,” kata dia, Sabtu.

Baca Juga: Rampung Dibangun, Ini Jembatan Gantung Senilai Rp10 Miliar di Sukoharjo

Tidak Boleh Bergerombol

Jembatan gantung di Desa Tambakboyo itu hanya bisa dilewati pengendara sepeda motor dan pejalan kaki. Jumlah daya tampung beban jembatan maksimal 40 orang.

Masyarakat tidak diperbolehkan bergerombol dan berhenti di tengah jembatan. “Dalam waktu dekat, kami bakal memasang papan berisi larangan berhenti maupun berswa foto di jembatan. Kami sangat menaruh perhatian pada aspek keamanan jembatan,” ujar dia.

Namun, Suyadi belum bisa memastikan jembatan gantung di Desa Tambakboyo itu dibuka untuk masyarakat. Dia bakal terlebih dahulu melaporkan hasil pengerjaan proyek jembatan kepada Bupati Sukoharjo, Etik Suryani. Rencananya, jembatan gantung itu bakal diresmikan oleh Bupati Sukoharjo.

Baca Juga: 13 Korban Laka Bantul Tiba di Sukoharjo, Langsung Dikirim ke Rumah Duka

Seorang warga Dusun Blerong, Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Sardiman, mengatakan masyarakat yang tinggal di sisi selatan sungai sempat kesulitan akses penghubung lantaran belum ada jembatan permanen.

Mereka harus memutar tujuh kilometer melewati wilayah Kabupaten Klaten dan Jembatan Serenan untuk mengurus keperluan sehari-hari menuju Sukoharjo.

Pembangunan jembatan merupakan impian masyarakat sejak puluhan tahun lalu. “Kami sudah mengidam-idamkan jembatan permanen di Sungai Bengawan Solo. Saat pertemuan masyarakat, aspirasi itu berulangkali mencuat dan disampaikan kepada pemerintah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya