SOLOPOS.COM - Warga Petoran melakukan musyawarah menyusul runtuhnya tembok perumahan Griya Bengawan Asri (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

MUSYAWARAH DENGAN MUSPIKA

Warga Petoran melakukan musyawarah menyusul runtuhnya tembok perumahan Griya Bengawan Asri (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga Petoran RT 003/RW 007, Kecamatan Jebres meminta pertanggungjawaban penuh ke pemilik pagar tembok kaveling di Perumahan Griya Bengawan Asri yang roboh, Rabu (25/9/2013).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam pertemuan warga dengan pemilik kavling, Kamis (26/9/2013) di salah satu rumah korban, warga meminta empat hal yang harus dipenuhi.

Empat permintaan tersebut yakni meminta ke pihak pemilik kaveling merobohkan sisa tembok bagian selatan yang masih berdiri, membiayai perawatan korban hingga sembuh, memperbaiki bagian rumah warga seperti sedia kala dan memberikan kompensasi terhadap korban.

Salah satu pemilik kaveling, Widodo yang diwakili oleh anaknya, Arief Ramadani kepada Solopos.com mengatakan ia bersedia memenuhi semua permintaan warga tersebut. Namun, untuk merobohkan sisa tembok itu, ia mengatakan tidak bisa dilakukan saat itu juga dan meminta tenggang waktu selama tiga hari.

“Tidak bisa segera dirobohkan, saya bertanggung jawab atas tembok yang runtuh ini, sebagian tembok sisi selatan masih milik saya, tetapi sisanya beda kepemilikan, saya harus menemuinya dulu,” paparnya.

Pemilik kaveling lainya, Rizat dalam pertemuan itu mengatakan jika dirinya sebenarnya telah mengetahui pagar tembok di kavelingnya tersebut telah miring. Namun, ia belum sempat memperbaikinya karena belum ada biaya.

Saat itu pula, warga berkeinginan keras meminta ke pemilik kaveling untuk merobohkan sisa tembok di bagian selatan perumahan pada waktu itu juga. Robohnya tembok yang menimpa enam warga beberapa hari lalu masih menyisakan trauma mendalam bagi warga sekitarnya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, kondisi jalan di lokasi kejadian runtuhnya tembok sudah bersih dari puing-puing reruntuhan. Puing-puing telah dibersihkan warga pada malam harinya hingga pukul 22.00 WIB malam.

Selain itu, salah satu rumah warga yang rusak ditopang dengan kayu bambu besar karena hampir roboh dan aliran listrik rumah itu terputus.

Masih ada sisa tembok perumahan di sisi timur yang kondisinya juga miring. Tembok tersebut sederet dengan tembok yang roboh waktu lalu.

Salah seorang pemilik rumah, Mudakir Dwidjosujitmo mengatakan ia meminta memprioritaskan pembenahan atap rumah. Karena, enam atap rumah yang rusak membuat rumah menjadi terasa panas. Ia meminta untuk mengembalikan atap rumah seperti semula.

“Tolong atap ini juga di dahulukan, soalnya sinar matahari masuk ke dalam rumah, jadi siang hari hawanya panas sekali. Pemilik rumah semalam ada yang numpang tidur di rumah tetangga karena enggak betah tidur di rumah, kan malu ngerepotin tetangga,” paparnya.

Wakil Ketua DPRD Solo, Muhammad Rodhi turut meninjau lokasi kejadian dan menjenguk beberapa korban yang sudah dipulangkan.

Ia pun mengikuti pertemuan yang dihadiri pula oleh tokoh masyarakat lain yakni Kapolsek Jebres, Camat, Lurah, wakil ketua RT, ketua RW, warga dan pemilik kaveling.

Ketua RT 007, Kiswati menjelaskan selain keputusan yang sudah disepakati bersama itu, ia menghimbau kepada warga setempat untuk turut menjaga keamanan perumahan. Karena, runtuhnya tembok tersebut telah membukan akses keamanan lingkungan warga perumahan.

“Pemiliknya sudah bersepakat bertanggung jawab semuanya, tembok di sisi selatan juga akan di gempur semua. Untuk itu, saya meminta warga jika selama tidak ada tembok tersebut, ikut menjaga keamanan di dalam perumahan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya