SOLOPOS.COM - Muctar Setyo Wibowo alias Temon pelopor Temon Holic (Kaskus)

Temon Holic belakangan jadi tren. Siapa sangka jogetan anak muda ini bikin nyandu dan akhirnya populer.

Solopos.com, SOLO – Berawal dari goyangan Muchtar Setyo Wibowo alias Temon yang berasal dari Klaten, berkembang kelompok joget yang disebut Temon Holic (TH).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tak hanya di Klaten, kelompok joget dangdut itu kini memiliki cabang di banyak daerah di Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur.

Muchtar Setyo Wibowo, 20, alias Temon awalnya bukan siapa-siapa. Ia hanya seorang pemuda yang menyukai musik dangdut sebagai musik asli Indonesia. Kesukaan berjoget ia mulai sejak duduk di bangku kelas III SD.

Seiring berkembangnya Temon Holic (TH), semakin dikenal pula nama Temon. Temon memang menjadi ikon kelompok joget ini.

Ia kini dikontrak stasiun televisi Trans TV untuk menjadi pengisi di acara Duel Maut yang ditayangkan tiap Senin-Jumat pada pukul 19.00 WIB.

Sejak dua pekan lalu, pemuda asal Dukuh/Desa Kadilanggon, Kecamatan Wedi, Klaten itu berada di Jakarta untuk shooting. Ritme hidupnya sedikit berubah.

Kalau biasanya ia berjoget dari satu acara dangdutan ke dangdutan yang lain. Dua pekan ini ia berjoget dengan dilihat oleh ribuan pasang mata di layar kaca.

Meski acara Duel Maut ditayangkan pukul 19.00 WIB, Temon harus tiba di studio pukul 14.00 WIB karena ada koordinasi dengan kru acara. Masalah konsep acara, make up hingga busana dibahas dalam rapat tersebut.

Duel Maut Temon

Temon dipercaya tampil di segmen V acara Duel Maut, saat peserta ditantang menirukan gaya joget anak pasangan Suyanto dan Siyami tersebut. Gayanya gokil dan unik. Temon menyebut filosofi jogetnya dengan nama kreasi, imajinasi/inspirasi, seni (K.I.S).

“Yang punya jiwa K.I.S itu tidak pernah mengopi dan mengaku kalau jogetan itu miliknya karena kita sendiri bisa menciptakan tanpa melihat lainnya,” terang dia.

Para peserta Duel Maut jelas susah untuk mengikuti seluruh gerakan Temon karena gerakan joget itu muncul secara spontan.

“Meski lagunya sama, pergerakan tidak bisa sama lagi. Karena jogetku ini spontanitas. Tanpa latihan. Modalnya mengeluarkan apa yang ada di pikiran,” ujarnya.

Pukul 22.00 WIB, ia baru bisa beristirahat. Temon mengaku tak ada perubahan yang terjadi pada dirinya. Tak ada perasaan istimewa meski berhasil menembus blantika dunia hiburan nasional.

“Itu yang buat kontrak [dengan Trans TV] kakak saya. Saya tinggal tanda tangan,” ujar mahasiswa semester IV Universitas Teknologi Yogyakarta itu kepada Espos via telepon, Rabu (6/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya