SOLOPOS.COM - Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo, bertemu petani tembakau di Trucuk, Klaten, Rabu (27/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Calon presiden (capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo, menemui para petani tembakau di Desa Mireng, Kecamatan Trucuk, Klaten, Rabu (27/12/2023). Pada kesempatan itu, Ganjar disambati masalah ketersediaan pupuk bagi para petani tembakau.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Ganjar berdialog dengan para petani di salah satu gudang tembakau. Ganjar didampingi politikus dari PDIP yang juga anggota DPR RI, Aria Bima dan Sunarna. Selain itu, hadir pula anggota DPRD Provinsi Jateng dan DPRD Klaten dari Fraksi PDIP.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Petani tembakau itu adalah kelompok yang tidak mendapatkan subsidi. Maka sebenarnya beliau-beliau ini punya keikhlasan tidak disubsidi. Justru problemnya kok langka ada apa?” kata mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) tersebut saat ditemui wartawan di sela kunjungan.

Ganjar mengatakan para petani tembakau termasuk di Klaten yang ia temui tak masalah membeli pupuk tanpa subsidi. Permasalahannya, para petani kelimpungan mendapatkan pupuk.

“Justru problemnya kok langka ada apa? Mereka membeli tidak subsidi saja langka. Maka yang harus disiapkan adalah produksi pupuk dari pabrik dan cara distribusinya, sehingga kelompok ini [petani tembakau] bisa memenuhi kebutuhannya,” kata Ganjar.

Ganjar menilai Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) selaku organisasi bisa menyampaikan permasalahan tersebut ke pemerintah. “Kalau hari ini pengelola pupuk mendengarkan apa yang disampaikan, tolong kawan-kawan petani yang tidak mendapatkan subsidi itu penuhi saja kebutuhannya, toh pabrikan juga untung,” jelas dia.

Selain persoalan pupuk, Ganjar mengatakan para petani tembakau yang ia temui di Klaten butuh mekanisasi pertanian lantaran jumlah tenaga kerja yang berkurang cukup banyak. Salah satunya butuh kultivator. Persoalan lain yakni terkait harga jual daun tembakau yang masih tergantung cuaca.

Harga Fluktuatif

“Terakhir berkaitan dengan harga karena harga ini sangat fluktuatif, kalau tembakau pasti bergantung pada cuaca. Kalau cuaca panas, hasilnya bagus. Klaten ini luar biasa. Klaten dan Boyolali itu tembakau yang sudah diekspor. Ini potensi pertanian yang bagus,” kata Ganjar.

“Sejak 2013 saya maju cagub [Jateng] kali pertama bersama kawan-kawan petani tembakau, saya mendapatkan banyak ilmu dari mereka. Sehingga komoditas yang jadi unggulan mendapatkan perhatian dari pemerintah,” imbuhnya.

Pemilik gudang tembakau di Desa Mireng, Suparno, mengatakan secara nasional faktanya semua petani kekurangan pupuk. Dia menjelaskan tembakau menjadi komoditas yang tidak disubsidi.

“Sebenarnya tanpa subsidi pun petani mampu. Yang penting ketersediaan barang. Selama ini kami beli mahal mau, tetapi barangnya tidak ada. Itu saja kendalanya. Kalau Pak Ganjar jadi RI 1, saya mohon ke depannya [ketersediaan pupuk] bisa terpenuhi,” jelas dia.

Suparno mengatakan pupuk pertanian tembakau terutama pupuk ZA dan SP36, rata-rata per hektare (ha) butuh 1,5 ton. Kenyataannya, kebutuhan selama ini hanya bisa terpenuhi sekitar 5 kulintal per ha.

“Akhirnya tembakau dipaksakan kualitas kurang bagus. Ibaratnya harusnya makan satu piring tetapi tidak sampai satu piring. Kondisi ini mungkin sudah terjadi tiga sampai empat tahun terakhir,” kata dia.

Suparno mengatakan dengan kondisi cuaca tahun ini, hasil panen bagus dan mendukung pemasaran. Dia menjelaskan tembakau dari Klaten terutama jenis dark fire cured (DFC) sudah menembus pasar ekspor sejak lama. “Dari Klaten itu per tahun 2.000 ton [tembakau di ekspor],” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya