SOLOPOS.COM - Ketua Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWA KOI), Bambang Eko Sunaryanto, menyampaikan sambutan saat membuka semiloka akreditasi rumah sakit versi 2012 di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, Klaten, Kamis (19/3/2015). (Taufiq Sidik Prakoso /JIBI/Solopos)

Tenaga medis psikiater RSJ dirasakan tak merata. Tenaga psikiater masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Solopos.com, KLATEN – Sebaran tenaga psikiater di rumah sakit jiwa (RSJ) selama ini tak merata. Mayoritas psikiater masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWA KOI), Bambang, mengatakan saat ini ada 700 dokter spesialis jiwa di Indonesia. Dari Jumlah itu, 75% dokter spesialis berada di Jawa.

“Sebanyak 25% berada di luar Jawa dari Aceh hingga Papua,” jelas dia saat ditemui wartawan di sela-sela Semiloka Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, Klaten, Kamis (19/3/2015).

Idealnya, setiap RSJ minimal memiliki lima psikiater tetap dan dua psikiater tidak tetap. Namun, kondisi RSJ di luar Jawa kebanyakan hanya memiliki psikiater sebanyak tiga hingga empat orang.

Hal itu membuat RSJ di luar jawa tak bisa memaksimalkan pelayanan terlebih naik kelas dari tipe B menjadi tipe A. “Kalau kekurangan psikiater, untuk meningkatkan menjadi rumah sakit tipe A itu sulit. Padahal, perbedaan pembiayaan melalui BPJS antara tipe A dan B itu terpaut banyak,” ungkapnya.

Lantaran hal itu, ARSAWA KOI mendorong RSJ terutama di luar Jawa agar melakukan berbagai inovasi. Selain melakukan lobi dengan pemerintah daerah setempat agar bisa merekrut tenaga medis dan paramedis tambahan, RSJ diharapkan juga bisa melakukan berbagai cara agar para psikiater tertarik bertugas di luar Jawa.

“Bisa dilakukan dengan memberikan insentif yang tinggi bagi tenaga psikiater sehingga dia tertarik bertugas di luar Jawa. Bisa juga melalui pembiayaan sekolah para calon psikiater karena memang untuk menempuh pendidikan psikiater tidak murah,” papar dia.

Kepala Sub Direktorat Bina Akreditasi Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eka Wahyuni, mengatakan jumlah psikiater yang ada saat ini dinilai cukup. Hanya, dia tak menampik distribusi psikiater yang masih terkonsentrasi di Jawa menjadi persoalan bagi RJS di luar Jawa.

Lantaran hal itu, dia sepakat mendorong RSJ luar Jawa melakukan berbagai inovasi guna meningkatkan pelayanan. “Kalau masih seperti ini, pasien jiwa dari luar Jawa tentu semuanya merujuk ke Jawa. Ini menjadi bahan masukan bagi Kemenkes,” ungkapnya.

Di sisi lain, Eka menjelaskan di Indonesia ada 2.300-an rumah sakit. Dari jumlah itu, ada 1.277 rumah sakit yang sudah terakreditasi. Hanya, masa berlaku akreditasi seluruh rumah sakit itu bakal habis pada Juni 2015.

Akreditasi yang dimaksud yakni suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit karena telah memenuhi standar yang ditetapkan. Tujuanya, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Setiap rumah sakit wajib mengikuti akreditasi tersebut. “Saat ini menggunakan format yang baru, akreditasi menggunakan instrumen versi 2012,” kata dia.

Setidaknya baru 81 rumah sakit yang terakreditasi versi 2012. Salah satu rumah sakit yang sudah terakreditasi versi 2012 yakni RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dengan status akreditasi tingkat paripurna atau tertinggi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya