Soloraya
Minggu, 13 Desember 2015 - 17:35 WIB

TERAPI ANAK AUTIS : Pasien Autis di Klinik Narayana RSJD Solo Capai 2.010 Anak

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak dengan autis (lecese.fr)

Terapi anak autis di Solo bisa diakses di Klinik Narayana RSJD Solo.

Solopos.com, SOLO – Klinik Anak Narayana di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainudin, Solo, dari Januari hingga November 2015 menangani 2.010 pasien. Berdasarkan data RSJD, pertambahan jumlah pasien mencapai 100 hingga 200 anak per bulan

Advertisement

Para pasien anak itu tidak hanya berasal dari Solo, tetapi juga dari luar kota di antaranya Trenggalek, Ponorogo, dan beberapa daerah lainnya di Pulau Jawa.

Hal itu terungkap saat kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan Gangguan Autisme dan Penatalaksaannya di RSJD setempat, Sabtu (12/12/2015). Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat RSJD, Aliyah Himawati, mengatakan tingginya jumlah anak autis dipengaruhi berbagai faktor di antaranya polusi udara, tingkat stres orang tua, serta kurangnya stimulasi saat masih bayi.

“Di sisi lain, dari segi positif, banyaknya jumlah anak autis juga menjadi wujud kesadaran orang tua tentang kondisi anaknya. Jadi, anaknya bisa mendapat terapi sejak dini,” katanya di sela kegiatan.

Advertisement

Dia menambahkan ada sejumlah orang tua yang terlambat memeriksakan anaknya. Ada anak yang diperiksakan saat usianya sudah tujuh tahun bahkan sembilan tahun karena mereka baru menyadari perbedaan perilaku anaknya.

“Masih banyak orang tua yang menyepelekan keterlambatan tumbuh kembang anak. Seperti usia dua tahun yang seharusnya sudah pintar bercerita, tetapi anak hanya diam saja. Berbeda jika anak sakit dalam hal fisik seperti batuk atau panas, pasti sesegera mungkin diperiksakan. Kesadaran itulah yang perlu dibangun sejak dini agar terapi yang diberikan pada anak bisa maksimal,” ujarnya.

Ia menyatakan autis bukan penyakit yang ada waktu sembuhnya. Tapi, fokus utama terapi untuk anak autis adalah mengubah perilakunya agar bisa berinteraksi dengan orang lain. Tujuan jangka panjang adalah anak bisa mandiri dan mengontrol emosinya.

Advertisement

Menurut salah satu terapis autisme di Klinik Anak Narayana RSJD, Pebriyanto, mayoritas orang tua pasien sudah mencoba mengikutkan anaknya terapi di berbagai klinik autis. Namun, hal itu tidak maksimal jika tidak diimbangi pelatihan yang sama oleh orang tua di rumah.

“Sebenarnya, kunci utama keberhasilan dalam pelatihan anak autis adalah terapi di rumah. Sebab, waktu di klinik terbatas karena hanya sekitar satu jam. Sedangkan sisa waktu lainnya bisa dilakukan di rumah oleh orang tua,” katanya, Sabtu.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif