Solopos.com, SOLO — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjuk Kota Solo menjadi tuan rumah dua kali working group menjelang pertemuan Trade Industry and Investment Working Group (TIIWG) G-20.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, memastikan seluruh sarana prasarana penyelenggaraan event tersebut sudah siap. Pertemuan pertama digelar pada 29-31 Maret 2022 di Hotel Alila, sedangkan pertemuan kedua pada 6-9 Juni.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Kami menyiapkan venue dan prasarana. Sudah siap semua. Penjemputan dari airport, dari venue ke venue sudah siap. City tour juga sudah siap,” kata Gibran seusai rapat bersama Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, di Balai Kota Solo, Jumat (25/2/2022).
Baca Juga: Solo Jadi Tuan Rumah Working Group Pra TIIWG G-20, Ini Alasannya
Gibran bakal merangkul usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Solo untuk menyambut para delegasi pertemuan working group G-20. Pemkot akan memboyong sejumlah UMKM ke tempat pertemuan berlangsung.
Hal itu dilakukan lantaran pertemuan G-20 digelar dengan sistem bubble yang diharapkan bisa melindungi para delegasi dari paparan Covid-19 selama di Solo.
“Karena peserta tidak bisa keluar hotel, nanti kami bawa UMKM ke hotel. Ada beberapa yang kami jadikan suvenir, termasuk tari-tarian [pembukaan],” ungkapnya.
Baca Juga: Presiden Tetapkan Panitia Nasional Presidensi G-20: Menko Airlangga Pimpin Sherpa Track
Selain pertemuan membahas perdagangan, investasi, dan industri, delegasi pertemuan working group G-20 di Solo juga akan dijamu dengan city tour. Di antaranya, diajak berkunjung ke Museum Batik Danar Hadi dan mengikuti royal dinner di Pura Mangkunegaran.
Media Promosi
Meskipun begitu, ia mengaku masih ada kekurangan dalam event tersebut, yakni media promosi. “Sebulan ini akan kami gencarkan,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan delegasi yang datang ke Solo tak hanya berasal dari anggota G-20, tapi juga 11 negara undangan.
Baca Juga: Putaran Uangnya Triliunan, Gibran Tarik Banyak Proyek dan Event ke Solo
Ada Swiss, Belanda, Selandia Baru, Spanyol, Singapura, dan Kamboja sebagai Ketua ASEAN, kemudian beberapa negara dari negara berkembang dan negara least developed countries (LDC).
“Kami juga mengundang perwakilan organisasi internasional terkait perdagangan, investasi, dan industri, misalnya, World Bank, IMF, WTO, dan UNIDO. Intinya kurang lebih ada 40an perwakilan negara atau organisasi internasional,” terangnya.
Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Soloraya: Juliyatmono Loss Dol, Gibran Gaspol
Lebih lanjut, Djatmiko menyampaikan Solo dipilih karena dinilai representatif dan menjadi simpul perekonomian daerah sekitarnya. Selain itu, Solo juga dianggap mampu memenuhi service level agreement (SLA) yang ditetapkan negara-negara G-20.
“Banyak syarat yang harus dipenuhi di antaranya sarana kesehatan, transportasi, akomodasi itu semua ada standarnya,” jelas Djatmiko.