Soloraya
Kamis, 17 Februari 2022 - 19:18 WIB

Terbatas, Kirab Boyong Kedhaton HUT ke-277 Kota Solo Tetap Penuh Makna

Afifa Enggar Wulandari  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta kirab menampilkan pentas teatrikal seusai mengikuti Kirab Prosesi Boyong Kedhaton di halaman Balai Kota Solo, Kamis (17/2/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sekitar 100 orang mengikuti kirab Boyong Kedhaton dalam rangkaian acara memeriahkan HUT ke-277 Kota Solo, Kamis (17/2/2022). Kirab berlangsung dari halaman Benteng Vastenburg menuju halaman Balai Kota Solo.

Advertisement

Sekitar pukul 15.00 WIB, seratusan orang berbusana ala prajurit hingga ulama itu sudah bersiap di halaman Benteng Vastenburg. Sementara kendaraan mulai mengular di Jl Jenderal Sudirman, Solo, saat petugas kepolisian memberhentikan sejenak kendaraan yang melintas.

Penonton mulai memadati sepanjang jalan untuk melihat kirab Boyong Kedhaton dalam rangka memperingati 277 Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Solo itu. Sekitar pukul 15.30 WIB kirab dimulai.

Advertisement

Penonton mulai memadati sepanjang jalan untuk melihat kirab Boyong Kedhaton dalam rangka memperingati 277 Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Solo itu. Sekitar pukul 15.30 WIB kirab dimulai.

Baca Juga: Kirab Boyong Kedhaton HUT Ke-277 Kota Solo Tetap Digelar, Tapi…

Meski dengan peserta dan penonton terbatas karena masa pandemi, kirab Boyong Kedhaton itu berlangsung penuh makna. Bregada pemain alat musik berada di garda depan. Diikuti pasukan prajurit berbusana lurik yang dengan perkasa menjunjung replika gajah dan kuda. Setelahnya beberapa prajurit yang berbaris urut secara tataran hierarkis.

Advertisement

Pukul 16.00 WIB pasukan sudah tiba di halaman Balai Kota Solo. Para prajurit berbaris mengelilingi halaman. Dua orang berpakaian lurik memainkan dialog drama. Terdengar cuplikan, sida jengkar saking Kartawani Tumuju Ing Desa Sala (meninggalkan Kartasura menuju ke Desa Sala).

Baca Juga: Jadi Perdebatan, Sejarawan Dorong Penelitian Ulang Hari Jadi Kota Solo

Opera Kolosal

Pasukan kuda dan gajah berjalan melalu tengah halaman Balai Kota Solo dalam kirab Boyong Kedhaton tersebut. Diiringi irama gamelan yang energik dan trengginas, para prajurit menyusul pengiring gajah dan kuda. Mereka menari dengan penuh gembira dan energik. Seolah menunjukkan betapa bahagia mereka.

Advertisement

Semua pasukan mengitari halaman. Disusul lima orang berpakaian ala prajurit Belanda. Lengkap dengan senjatanya. Mereka beratraksi. Tak kalah kompaknya, empat orang berbusana ala ulama masuk lapangan dan menari.

Gerakannya lebih halus. Kibasan sorban, lagu Turi-Turi Putih dan angin yang menyapu Halaman Balai Kota Solo turut menyampaikan maksud para ulama zaman dulu dalam Kirab Boyong Kedhaton tersebut.

Baca Juga: HUT Solo, 8 Kendaraan Perpustakaan Dispersip Diarak via Jalan Pujangga

Advertisement

Semua pasukan berurutan menari. Para niaga tampak kompak menabuh gamelan. Hingga akhirnya, pertunjukan drama musikal dan tari tersebut ditutup oleh pasukan prajurit terakhir. Opera kolosal Adeging Kutha Solo juga turut memeriahkan perayaan HUT Kota Solo, Kamis malam (17/2/2022).

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengatakan opera kolosal berdirinya Kota Solo tersebut diselenggarakan dengan durasi dan pengunjung yang terbatas.
“Cerita berdirinya Kota Solo juga akan diperagakan [dalam opera]. Meski dengan durasi dan pengunjung terbatas, tetapi tidak mengurangi maknanya,” kata Teguh pada Solopos.com, Kamis.

Sementara itu, pengunjung mulai meninggalkan halaman Balai Kota Solo. Suasana sore makin terasa sebab sinar aruna atau matahari berada di sisi barat bangunan pendapa. Para prajurit tampak beristirahat dan mengisi tenaga di sisi selatan halaman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif