Soloraya
Sabtu, 12 September 2020 - 04:20 WIB

Terbatas untuk Panitia, Tradisi Ya Qowiyyu Klaten Tanpa Sebaran Apam

Taufiq Sidik Prakoso  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gelaran Ya Qowiyyu di Klaten. Gambar diambil tahun 2012. (dok. Solopos)

Solopos.com, KLATEN – Sebaran kue apam yang menjadi puncak perayaan tradisi ya qowiyyu di Kecamatan Jatinom, Klaten, tahun ini ditiadakan untuk mencegah persebaran Covid-19. Sementara, rangkaian tradisi tetap digelar dengan kondisi sangat terbatas dan disiarkan secara virtual.

Ya qowiyyu merupakan tradisi tahunan yang digelar saban memasuki bulan Safar. Puncak perayaan digelar dengan sebaran apam di Lapangan Klampeyan tak jauh dari masjid kompleks makam Ki Ageng Gribig.

Advertisement

Gunakan Protokol Covid-19, Seorang Pasien Asal Kediri Dimakamkan di Baturetno Wonogiri

Saban penyelenggaraan, perayaan itu mengundang puluhan ribu pengunjung dari berbagai daerah yang berdesakan demi berebut kue apam yang disebarkan oleh panitia dari tower. Tradisi itu terinspirasi dari Ki Ageng Gribig, ulama yang dikenal dengan kesalehannya. Sebaran apam biasa digelar pada puncak tradisi selepas Salat Jumat.

Advertisement

Saban penyelenggaraan, perayaan itu mengundang puluhan ribu pengunjung dari berbagai daerah yang berdesakan demi berebut kue apam yang disebarkan oleh panitia dari tower. Tradisi itu terinspirasi dari Ki Ageng Gribig, ulama yang dikenal dengan kesalehannya. Sebaran apam biasa digelar pada puncak tradisi selepas Salat Jumat.

Sebaran Apam Ditiadakan

Camat Jatinom, Wahyuni Sri Rahayu, memastikan puncak tradisi ya qowiyyu berupa sebaran apam ditiadakan. “Tradisinya tetap ada. Tetapi dari rangkaian itu ada yang ditiadakan yakni sebaran apam. Prinsinya untuk memutus rantai penularan Covid-19 dan agar jangan ada klaster baru,” kata Wahyuni, Jumat (11/9/2020).

Ada 6 Kampung Unik di Solo, Nomor 1 Kerap Buat Selfie

Advertisement

Peserta kegiatan itu terbatas sebanyak 50 orang terdiri dari perwakilan pemkab serta panitia dari pengelola pelestari peninggalan Ki Ageng Gribig (P3KAG). “Ada seremonial sebaran apam tetapi hanya terbatas pengurus,” kata Wahyuni.

Kegiatan itu bakal disiarkan secara virtual oleh Diskominfo Klaten. Dengan cara tersebut, warga bisa mengikuti rangkaian tradisi tanpa harus pulang kampung ke Jatinom.

Kasus Terus Covid-19 Solo Melonjak, Batasan Usia Anak ke Mal Justru Dilonggarkan

Advertisement

Sementara itu, tradisi sebaran apam untuk umum sedianya digelar pada Jumat (2/10/2020) selepas Salat Jumat. Untuk mengantisipasi persebaran Covid-19, tradisi sebaran apam secara umum itu tahun ini ditiadakan.

Apam Dibagikan ke Masyarakat

Meskipun tradisi sebaran apam secara umum ditiadakan, panitia tetap menerima sumbangan apam dari masyarakat. Apam yang terkumpul bakal dibagikan ke masyarakat tanpa berebut seperti yang biasanya digelar saat puncak perayaan tradisi itu. “Kue apam nantinya dibagikan bukan disebar. Jadi nanti ada semacam kurir yang membagikan apam. Kalau nanti jumlahnya banyak, kami koordinasikan dengan kepala desa agar dibagikan ke masyarakatnya,” kata Wahyuni.

Wahyuni juga menjelaskan stan UMKM serta pasar malam hingga rangkaian acara lainnya yang meramaikan pekan ya qowiyyu dari awal pembukaan hingga puncak acara untuk tahun ini ditiadakan. “Untuk tahun ini tidak ada penjual UMKM. Semuanya tidak ada dan mulai sekarang sepi,” kata Wahyuni.

Advertisement

Untuk mengantisipasi gelombang pengunjung yang tetap berdatangan saat puncak perayaan, Wahyuni menjelaskan akses menuju kawasan perayaan bakal ditutup. Termasuk jalan-jalan kampung di sekitar lokasi. “Kami sudah komunikasikan dengan masyarakat untuk lorong masuk semuanya ditutup serta tidak ada penyelenggaraan secara umum di lokasi. Semuanya sudah diantisipasi dan dijaga betul. Mulai sekarang kami juga terus sosialisasikan ke masyarakat,” jelas dia.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten, Ronny Roekmito, juga menjelaskan tradisi ya qowiyyu tahun ini digelar terbatas oleh panitia dan tanpa sebaran apam secara umum. “Ada sebaran apam pun itu digelar hanya untuk panitia saja. Jadi untuk kegiatan tradisi tetap berjalan namun sebaran apam yang mengundang kerumunan orang tahun ini ditiadakan,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif