Solopos.com, WONOGIRI -- Tujuh pabrik pupuk palsu di wilayah Wonogiri dan Gunung Kidul, DIY, digulung aparat Polda Jateng, Rabu (26/2/2020).
Ini merupakan tangkapan yang besar. Apalagi, kapasitas produksi pabrik pupuk palsu itu bisa mencapai ratusan ton per pabrik.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Kapolda Jateng, Irjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, mencontohkan di satu milik Teguh Suparman, 54, di Gedong, Pracimantoro, Wonogiri, saat digerebek ditemukan ada 400-an ton pupuk palsu siap edar plus bahannya.
Kapolda menambahkan proses produksi di Wonogiri dan Gunung Kidul itu juga sudah lama.
Adukan Dugaan Plagiat Rektor Unnes, Aktivis Dilaporkan ke Polda Jateng
Kapasitas produksinya sangat besar. Di pabrik milik satu tersangka [Teguh] saja yang disita 400-an ton pupuk palsu siap edar dan bahan," kata Kapolda kepada wartawan di Pracimantoro, Wonogiri, Kamis (27/2/2020).
Sedangkan daerah pemasarannya lintas daerah dan lintas provinsi, seperti Solo, Klaten, Karanganyar, Wonosobo, Kebumen, Kediri, dan lainnya.
Bahan-bahan untuk membuat pupuk palsu itu bukan bahan untuk membuat pupuk, tetapi hanya kalsit (bubuk gamping), kaolin, dan arang. Ada juga yang menggunakan kotoran kelelawar.
KPU Solo Ungkap Penyebab Berkas Dukungan Paslon Alam Tak Penuhi Syarat
Dari penggerebekan tujuh pabrik pupuk palsu itu, polisi menahan enam tersangka yang merupakan pemilik pabrik dan petugas pemasaran.
Salah satu tersangka, Teguh, mengaku memproduksi pupuk palsu sejak dua bulan lalu. Dia memproduksi jika ada order. Orderan bervariasi dari 10 ton hingga belasan ton.