SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Sekitar 139 warga penerima hibah (WPH) di Kelurahan Sewu, Jebres, hingga Jumat (20/8), belum pindah dari bantaran Sungai Bengawan Solo, kendati telah menerima dana relokasi Rp 8,5 juta per WPH.

Padahal Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sejak dua hari terakhir mulai menggarap proyek peninggian dan penebalan tanggul. Sekretaris Pokja Relokasi Sewu, Agus Setiawan, menjelaskan, pihaknya mentargetkan relokasi WPH yang tersisa, selesai dua bulan mendatang. “Dari 214 WPH baru sekitar 75 WPH yang sudah pindah ke Mojosongo. Tapi kami yakin dua bulan mendatang WPH yang tersisa sudah pindah semua,” ujarnya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dia menuturkan, penyebab masih banyak WPH yang belum pindah yakni belum adanya aliran listrik dan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di perumahan relokasi Mojosongo. Menurut Agus, listrik dan air PDAM merupakan faktor utama tersendatnya relokasi warga Sewu. Selain listrik dan air, penyebab lambatnya relokasi yakni dana relokasi turun tak bersamaan. Sebanyaki 214 WPH merupakan warga yang selama ini tinggal di bantaran dengan status tanah milik negara.

Sedangkan Lurah Sewu, Budi menegaskan perlunya warga bantaran Sungai Bengawan Solo segera pindah menyusul telah datangnya alat berat proyek tanggul BBWSBS. Seperti yang dilakukan pada Sabtu (16/8) lalu, lurah menyerahkan 16 WPH Sewu kepada pengurus RT/RW di Kedungtungkul, Mojosongo. Mengenai WPH yang belum pindah, menurut Budi harus segera dituntaskan. Pokja relokasi diminta mengawal proses kepindahan WPH ke Mojosongo, secepatnya. “Warga sudah siap pindah, hanya saja ada masalah dengan listrik dan air,” katanya.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya