SOLOPOS.COM - Ilustrasi suhu panas. (freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Perbedaaan suhu udara yang cukup ekstrem antara siang dan malam sangat terasa di wilayah Kabupaten Boyolali, belakangan ini. Suhu udara sangat dingin pada malam hingga dini hari sedangkan pada siang hari sanagt panas.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Jawa Tengah atau Jateng, Sukasno, menjelaskan perbedaan suhu itu terkait dengan topografi wilayah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Ini terkait dengan topografi wilayah. Jadi kalau di sini [Boyolali] kan daerahnya tinggi. Biasanya ketinggian ini berkaitan dengan penurunan suhu. Semakin tinggi daerah, semakin turun suhunya,” kata dia saat diwawancarai Solopos.com di Lapangan Ringinlarik, Musuk, Boyolali, Rabu (23/8/2023).

Pada musim kemarau, lanjut Sukasno, perbedaan suhu antara antara siang dan malam juga terjadi karena tutupan awan. Ketika tidak ada tutupan awan, jelas dia, siang akan terasa panas dan malam bahkan pada pagi akan dingin sekali.

Sukasno menjelaskan saat siang hari di musim kemarau, tanah di bumi akan menyerap langsung sinar matahari tanpa halangan awan yang menyertai. Ia mengatakan hal tersebut sangat berbeda ketika musim hujan karena banyak awan.

“Begitu malam hari, tidak ada tutupan awan yang menahan panas yang dilepas. Maka, panas itu lepas dari tanah sehingga kalori di tanah cepat lepas dan terasa dingin seperti itu,” kata dia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan untuk suhu ruangan di Jawa Tengah masih berada di rata-rata 35 derajat Celsius. Namun, Sukasno mengungkapkan suhu ruangan puncak pernah terjadi pada 2019 yang mencapai 39,5 derajat Celsius.

Ia berharap di tengah prediksi kemarau panjang disertai fenomena El Nino tidak akan membuat suhu rata-rata di Jawa Tengah naik.

“Intinya sepanjang kita mulai sekarang antisipasi perubahan iklim, menahan terjadinya perubahan iklim, reboisasi penanaman pohon yang banyak, kemudian mengurangi bahan bakar fosil, insyaallah paling tidak perubahan tidak seekstrem yang kita bayangkan. Yang penting mulai antisipasi dari sekarang,” imbau Sukasno.

Sementara itu, salah satu warga Cepogo, Boyolali, Luqman Hakim, mengaku beberapa pekan terakhir ia merasakan suhu dingin pada malam dan dini hari kemudian berubah sangat panas saat siang hari.

Ia mengatakan akibat perubahan suhu yang ekstrem antara siang dan malam membuatnya sempat sakit. Namun, ia memulai membiasakan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan ketika memang tidak mendesak.

“Kadang pas pagi, baru bangun tidur, cek suhu di handphone itu bisa 15 derajat Celsius. Pernah teman saya yang di Selo bikin status Whatsapp, suhunya 10 derajat [Celsius]. Jadi memang perubahan suhu siang dan malam cukup ekstrem akhir-akhir ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya