Soloraya
Rabu, 28 April 2021 - 21:15 WIB

Terkait Perdagangan Daging Anjing di Solo, Begini Tanggapan Anggota DPRD Solo

Kurniawan  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Konsumsi daging anjing di Kota Solo (Mahfud B/Whisnu Paksa/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Anggota DPRD Kota Solo meminta Organisasi perangkat daerah atau OPD Kota Solo yang terkait dengan praktik jual beli daging anjing bersikap proaktif.

Sebab praktik pemotongan anjing untuk dikonsumsi di Kota Bengawan disebutkan mencapai 13.700 ekor per bulan berdasarkan Dog Meat Free Indonesia Coalition (DMFI). Selain itu ada 85 warung makan penyaji menu daging anjing.

Advertisement

Baca Juga: PUPR Bangun 6.000 MCK di Lingkungan Ponpes dan LPK, Ciptakan Lapangan Kerja

“Saya minta kepada dinas-dinas terkait di lapangan untuk mencari kebenaran datanya. Jadi jangan asal punya inisiatif tidak ada alasan untuk melarang, tidak ada regulasi melarang. Ini kita bicara data 13.700 ekor per bulan,” ujar anggota Komisi I DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan, saat diwawancara wartawan, Rabu (28/4/2021) pagi.

Menurut dia berdasarkan data DMFI ada lima anjing yang disembelih per warung setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan angka yang terbilang besar, politikus PDIP itu meminta Pemkot mencari solusi.

Advertisement

“Pemkot bisa hadir untuk mencari solusi. Kalau belum bisa melarang, terkait regulasi yang ada. Ya paling tidak mencari data, menata bagaimana sebaiknya peredaran daging anjing dilakukan. Ini harus sudah dilakukan dinas,” imbuh dia.

Tunggu Kebijakan Pemkot

Ginda lantas bercerita tentang pasar khusus daging kuliner ekstrem di Tomohon, Sulawesi. Dengan besarnya bisnis daging anjing untuk dikonsumsi, Ginda menilai sudah selayaknya Pemkot Solo hadir untuk menata dan mengatur usaha tersebut.

“Ketika mereka bicara tak ada regulasi, lah yang nyumet mercon saja kita tertibkan kok bila dirasa mengganggu. Ketika jumlah peredaran daging anjing ada info sangat banyak. Lah cari info dari mana asalnya, peternakan bukan,” urai dia.

Advertisement

Dari hasil pengecekan OPD Ginda berharap bisa menjadi bahan bagi Wali Kota untuk mengambil kebijakan. “Dinas-dinas coba dicek. Dari mana anjing segitu banyak per bulan. Sehingga kepala daerah bisa berikan solusi,” kata dia.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan Sowan ke Kiai Sepuh NU, Apa Maunya?

Berdasarkan catatan Solopos.com, sejumlah konsumen mengaku senang dengan olahan daging anjing. Mereka gemar dengan olahan daging anjing karena rasanya enak. Mereka mengkonsumsi olahan daging anjing beberapa hari sekali.

Mereka mempunyai jenis olahan daging anjing yang menjadi favorit, termasuk warung makannya. Artinya, banyaknya warung makan di Solo tidak bisa dilepaskan dari besarnya animo masyarakat atau konsumen untuk membeli.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif