SOLOPOS.COM - Mahasiswa KKN Tematik Universitas Slamet Riyadi Solo, warga, dan sukarelawan saat berada di aliran sungai Pleret, Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jumat (27/10/2023). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI – Komunitas Peduli Sungai Pengging Boyolali menemukan 10 karung sampah berupa pampers bayi bekas pakai yang dibuang ke sungai setempat.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Pengging, Totok Sudaryanto, mengemukakan 10 karung pampers bekas yang mencemari sungai itu ditemukan saat ia bersama teman-temannya sesama anggota komunitas membersihkan sungai beberapa waktu lalu. “Sampah-sampah [pampers] yang dikumpulkan dari sungai itu kemudian dikirimkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong,” kata dia kepada Solopos.com, Sabtu (28/10/2023).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Terdapat sejumlah sungai yang rutin dibersihkan oleh Komunitas Peduli Sungai Pengging. Beberapa di antaranya seperti Sungai Pleret, Sungai Sungsang, Sungai Guyangan, Sungai Bantar dan sebagainya. Sungai-sungai itu sebenarnya memiliki satu aliran, namun namanya berbeda-beda sesuai dengan penyebutan oleh masyarakat sekitar.

Sebelumnya, puluhan pemuda membersihkan aliran Sungai Pleret di Bendan, Banyudono, Boyolali, pada Jumat (27/10/2023) sore. Mereka membersihkan sungai dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Elemen yang turut bergabung ada warga Bendan, mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) atau Kelompok Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) dan Komunitas Peduli Sungai Pengging.

Inisiator acara, Totok Sudaryanto, mengatakan kegiatan pada Jumat sore bertujuan untuk membersihkan sungai di lokasi yang akan digunakan sebagai tempat upacara Sumpah Pemuda pada Sabtu (28/10/2023) sore. “Beberapa hari yang lalu juga sudah mulai hujan. Jadi kami menyambut musim hujan untuk lebih mengurangi potensi bencana banjir atau apapun dari dampak masyarakat yang masih belum begitu mengelola sampahnya,” kata dia. Ia menjelaskan pada Jumat sore ini, kebanyakan yang ditemukan adalah sampah kain.

Sepekan yang lalu, Totok yang juga Ketua Komunitas Peduli Sungai Pengging juga telah membersihkan rumput-rumput di bibir sungai. Menurutnya, sungai Pleret sangat penting bagi warga Banyudono terutama untuk sektor pertanian. Aliran sungai Pleret menjadi sumber air yang mengairi sawah di tujuh desa di Kecamatan Banyudono.

“Ini kan termasuk wujud edukasi karena ada mahasiswa KKN. Harapannya mereka orang berpendidikan begitu omongannya kan lebih ditiru,” jelas dia. Selain itu, Totok juga berharap masyarakat yang berada di hilir sungai turut memperdulikan kebersihan sungai.

Terpisah, Ketua mahasiswa MBKM Unisri, Alfia Nur Rahmati, menjelaskan kegiatan membersihkan sungai dengan Sumpah Pemuda tidak berkaitan langsung. Namun, hal tersebut sebagai wujud semangat para pemuda untuk mencintai lingkungan, termasuk sungai.

“Perayaan Sumpah Pemuda tahun ini juga akan dilaksanakan di sungai. Hal tersebut sebagai wujud mencintai sungai,” kata dia.

Harapannya dengan kegiatan pembersihan sungai yang dilaksanakan oleh mahasiswa dapat ikut menggugah kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihannya. Ia menjelaskan satu kelompok MBKM Unisri terdiri dari 10 mahasiswa Fakultas Hukum. Mereka melaksanakan KKN Tematik di Bendan pada 21 Agustus-25 Desember 2023.

Selain ada agenda pembersihan sungai, ada pula kegiatan sosialisasi terkait hukum. Yang telah dilaksanakan terkait narkoba. Ke depan, Alfia mengatakan akan ada pula program terkait pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bendan. “Jadi kami menggali potensi UMKM di sini, lalu nanti kami bantu mengembangkan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya