SOLOPOS.COM - Arus lalu lintas di Jembatan Jurug C pada Senin (19/9/2022) siang. Jembatan Jurug B belum jadi ditutup karena ada beberapa kendala. (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pengguna jalan mengeluhkan kondisi Jembatan Jurug C Solo yang sempit sehingga dinilai kurang memadai dan tak layak untuk jadi jalur lalu lintas kendaraan dari dua arah.

Seperti diketahui, Jembatan Jurug C menjadi tumpuan utama arus lalu lintas keluar dan masuk Kota Bengawan selama penutupan Jembatan Jurug B. Jembatan Jurug C yang selama ini hanya dilewati kendaraan dari arah timur atau Karanganyar nantinya juga menampung arus lalu lintas dari arah barat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun, sejumlah warga mengeluhkan kondisi Jembatan Jurug C Solo yang sempit. Salah satunya, Mahendra, warga Palur yang sehari-hari bekerja di daerah Laweyan, Solo, mengaku cukup kesal dengan banyaknya proyek yang berjalan bersamaan.

“Wah yowis macet, debu sama boros bensin pasti ini,” ujar Mahendra saat ditemui Solopos.com di sekitar Jembatan Jurug Solo, Senin (19/9/2022).

Mahendra mengatakan sebenarnya tidak ada masalah misal Jembatan Jurug B mau dibongkar atau diperbaiki. Namun yang ia masalahkan kenapa waktunya harus bersamaan dengan Jembatan Mojo yang juga diperbaiki.

Baca Juga: Penutupan Jembatan Jurug B Ditunda, Bus BST Solo Tetap Tak Lewat Belakang UNS

“Lha yang nglaju dari Palur begini kan aksesnya terbatas, mau berangkat jam berapa pun ya pasti telat,” keluhnya. Ia juga menilai Jembatan Jurug C Solo yang menjadi akses utama saat Jembatan Jurug B diperbaiki masih jauh dari ideal sebagai jalur alternatif.

Jauh dari Ideal

Jembatan itu ia nilai sangat sempit untuk dilewati dari dua arah. “Mau lewat Jurug C lah ya kan sempit sekali, bawa mobil disarankan masuk tol. Lah kalau ke daerah Banjarsari mau keluar mana andai lewat tol kan kejauhan,” ucapnya.

Keluhan serupa diutarakan Ega Nurhakim, penguasaha yang setiap hari melewati Jembatan Jurug B menuju lokasi usahanya di Jl Slamet Riyadi Solo. Menurutnya, Jembatan Jurug C Solo masih jauh dari ideal sebagai jalur utama untuk lalu lintas dari dua arah.

Baca Juga: Barier Jembatan Jurug B Solo Tiba Malam Ini, Jadwal Penutupan Belum Ditentukan

“Lah sekarang Jurug C dibuat dua lajur, lebarnya cuma segitu kan ya memaksa tenan. Hla wong kalau normal saja macete ora umum kadang-kadang,” jelasnya.

Ia mengatakan alangkah baiknya jika salah satu jembatan dulu diperbaiki, misal Jembatan Mojo. Dengan begitu saat Jembatan Jurug B ditutup, Jembatan Mojo bisa jadi alternatif.

Mengenai jalur alternatif yang disarankan Dishub Solo saat Jembatan Jurug B diperbaiki, pria 31 tahun ini menilai belum bisa menguraikan masalah kemacetan. Ia mengatakan tetap akan ada penumpukan di lokasis-lokasi tertentu yang dilewati jalur alternatif.

Baca Juga: Truk Pengangkut Barier Rusak, Jembatan Jurug B Solo Belum Jadi Ditutup

“Misal mau dialihkan lewat ring road, ya memang awalnya lega, nanti di depan perempatan dekat ISI [Institut Seni Indonesia], kan macet lagi. Belum lawane ya truk-truk gede kan jadinya sama saja bakal ada penumpukan,” ucapnya.

Pembengkakan Biaya BBM

Angger, pria berusia 22 tahun yang sedang bekerja di salah satu perusahaan swasta, mengaku setiap hari harus menempuh jarak sekitar 14 kilometer dari rumah menuju kantornya di daerah Nusukan, Solo.

Dengan penutupan Jembatan Jurug B dan potensi kemacetan di Jembatan Jurug C Solo , ia memperkirakan akan ada pembengkakan ongkos di tengah kenaikan harga BBM.

“Kok ya ngepasi [harga] BBM naik malah tambah macet, nek begini kan yo serbasalah. Posisinya kami kerja cari nafah habisnya cuman buat isi bensin. Sebenarnya juga enggak paham kenapa proyek Jurug B sama Jembatan Mojo kok ya barengan. Sing nglaju yo mumet mikir pengeluaran nek begini,” ungkapnya.

Baca Juga: Penutupan Jembatan Jurug B Solo, Barier Beton akan Dipasang dari SPBU Jurug

Sebelumnya, General Manager Konstruksi PT Baja Titian Utama sebagai Badan Usaha KPBU Penggantian dan atau Duplikasi Jembatan Rangka Baja Callender Hamilton se-Pulau Jawa, Bambang Nurhadi, mengakui lebar Jembatan Jurug C yang sempit menjadi salah satu pertimbangan menunda penutupan Jembatan Jurug B Solo.

Penyempitan itu terutama terjadi pada jalan menuju Jembatan Jurug B dari arah timur (Karanganyar). Akibatnya pada Senin pagi sempat terjadi kepadatan arus lalu lintas di wilayah Palur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya