SOLOPOS.COM - Pedagang kaki lima (PKL) membongkar lapaknya yang terletak di kawasan timur Terminal Tirtonadi Solo, Senin (16/3/2015). Pembongkaran 32 lapak tersebut untuk penataan kawasan yang akan digunakan sebagai pintu keluar terminal sisi timur. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Tim gabungan Pemkot Solo, Senin (16/3/2015), menertibkan 32 lapak pedagang kaki lima (PKL) di sekitar kawasan Terminal Tirtonadi Solo. Penataan itu dilakukan guna mendukung pembangunan pintu darurat bus di sisi timur terminal.

Dalam pantauan Solopos.com, penertiban itu difokuskan pada bangunan PKL di kawasan timur Terminal Tirtonadi Solo atau Jl. Tagore. Tim membongkar sedikitnya 30 lapak PKL yang rata-rata berjualan makanan, kelontong, hingga pulsa.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Adapun dua lapak PKL sisi barat terminal juga ikut dibongkar. Penertiban berjalan lancar di bawah pengawasan UPTD Terminal Tirtonadi, Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo dan Satpol PP.

Kepala UPTD Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto, mengatakan penertiban PKL merupakan tindak lanjut pembangunan sisi timur terminal yang beranggaran Rp30 miliar. Menurut Eko, bakul harus ditata karena kawasan tersebut nantinya bakal digunakan akses darurat bus di sisi timur terminal.

“Pembangunan kawasan membuat pintu utama sisi timur harus ditutup sementara. Konsekuensinya kami harus menyediakan akses darurat untuk keluar masuk bus,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di sela penertiban.

Tanah Negara
Eko mengatakan penertiban sah dilakukan karena PKL berjualan di tanah negara. Pihaknya sudah menyiapkan solusi dengan memberikan ruang berjualan pedagang di selasar bagian barat dan tengah terminal.

Eko siap menggratiskan biaya sewa di dua bulan awal berdagang. Namun, pihaknya menggarisbawahi PKL dilarang berjualan kuliner. “Enggak boleh makanan karena menurut aturan, hanya kios di dalam terminal yang boleh jualan kuliner. Kami sarankan warga beralih dagangan seperti menjual pulsa atau suvenir,” ucapnya.

Kasi Penataan dan Pembinaan PKL DPP, Didik Anggono, mengatakan penertiban PKL timur terminal menjadi tahapan terakhir dalam penataan kawasan. Sebelumnya bakul di sisi barat terminal sudah lebih dulu ditata.

Pihaknya menyediakan bantuan pembongkaran untuk memercepat sterilisasi wilayah dari PKL. “Penertiban masih berlangsung hingga besok [Selasa, 17/3] karena ada bangunan permanen yang perlu dibongkar.”

Pedagang Pasrah
Seorang pedagang bakso, Sarti, 50, pasrah saat mengetahui bangunannya dibongkar. Dia berencana menyewa kios di dalam terminal agar bisa tetap berjualan bakso. “Daripada ganti jualan mending menyewa kios. Sebulan kalau enggak salah Rp1 juta [sewanya],” ucapnya.

Dia tak menampik omzetnya berpotensi menurun selepas pindah lokasi jualan. Dengan jualan di dalam terminal, otomatis ia hanya dapat menggaet konsumen dari penumpang bus. “Orang luar terminal ya enggak mau beli bakso pakai bayar parkir dan peron. Namun untuk sementara saya jalani dulu.”

 

BACA JUGA :
Di Pameran Transportasi Indonesia, Solo Pamerkan Desain Tirtonadi
Menhub Targetkan Tahun Ini Proyek Tirtonadi Rampung
Wah, Jembatan Layang Tirtonadi-Balapan Bisa untuk Jual Makanan
Proyek Integrasi Balapan-Tirtonadi Dimulai Mei-Juni 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya