Soloraya
Selasa, 24 Mei 2011 - 22:30 WIB

Ternak diisolasi, warga Miri dan Tanon butuh bantuan dana

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Solopos.com) – Warga pemilik ternak mempertanyakan keputusan pemerintah untuk mengisolasi ternak di Kecamatan Miri dan Tanon terkait wabah antraks yang semakin meluas. Isolasi itu menghalangi antivitas jual beli ternak dan membuat warga kesulitan ekonomi. Terlebih tanpa ada bantuan dari Pemkab Sragen dinilai akan memberatkan warga.

Salah satu warga, Siswanto, 36, asal Dusun Tegalrejo, Desa Brojol, Miri, mempertanyakan keputusan ini. Pihaknya mengaku setuju dengan kebijakan itu, namun perlu diberi solusi bagi warga yang berniat menjual ternak dalam waktu dekat. “Apalagi sekarang memasuki tahun ajaran baru. Anak-anak butuh biaya masuk sekolah atau keperluan lain,” kata dia akhir pekan lalu.

Advertisement

Bagi petani, ternak sangat berharga untuk tabungan dan biasanya hanya digunakan pada saat mendesak dan membutuhkan dana besar. Penghasilan petani per hari yang tidak menentu, akan sulit untuk menopang kebutuhan mendesak itu. “Harus ada kebijakan lain yang meringankan warga pemilik ternak.”

Hal senada disampaikan Wagiman, 55. Ia berharap ada kebijakan dari Pemkab untuk mengatasi kesulitan warga tersebut. “Misal ada pinjaman untuk warga yang butuh dana besar dan cepat, bisa dibayar jika kondisi sudah pulih, atau apa saja asal kami tidak kesulitan saat butuh,” terang dia.

Lebih lanjut ia berharap diberi kemudahan untuk mendapat surat ternak sehat dengan cara kemudahan pemeriksaan kesehatan ternak jika akan dijual. Demikian juga bagi korban antraks yang telah lama tidak bekerja, diharap mendapat biaya atau kompensasi. “Saya dengar kalau ada penyakit semacam ini dapat kompensasi. Kami berharap juga,” terangnya.

Advertisement

Warga lainnya Sri Sugianti, berharap mendapat bantuan dari Pemkab atas musibah ini. Sapi indukan miliknya mati mendadak, Minggu (22/5) sore, tanpa diketahui penyebabnya. Kini ia hanya memiliki anak sapi berumur lima bulan. Akibat musibah itu, keluarganya menanggung rugi jutaan rupiah.

aha

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif