Soloraya
Jumat, 12 Maret 2021 - 15:55 WIB

Ternyata 4 Desa di Jatiyoso Karanganyar Ini Paling Rawan Bencana Longsor

Sri Sumi Handayani  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga membersihkan bekas tanah longsor di Desa Wonorejo, Jatiyoso, Karanganyar, Jumat (12/3/2021). (Istimewa-dok. Pemerintah Desa Wonorejo)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Empat desa di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, termasuk zona rawan bencana alam tanah longsor. Empat desa yang dimaksud adalah Desa Wonorejo, Desa Wonokeling, Desa Beruk, dan Desa Karangsari.

Plt Camat Jatiyoso, Kusbiyantoro, menuturkan Kecamatan Jatiyoso yang terdiri atas sembilan desa termasuk zona rawan bencana alam tanah longsor. Tetapi, dari sembilan desa itu, Kusbiyantoro menyebut empat desa itu sebagai wilayah paling rawan rawan tanah longsor.

Advertisement

"Ya [Kecamatan Jatiyoso] rawan [tanah longsor]. Paling rawan longsor itu Desa Wonorejo, Beruk, Wonokeling, dan Karangsari. Ya bagaimana, rata-rata struktur tanah dan geografis naik-turun," kata Kusbiyantoro saat dihubungi Solopos.com, Jumat (12/3/2021).

Baca juga: Tebing 300 Meter di Jatiyoso Karanganyar Longsor Terjang Kandang & Tempat Budidaya Jamur

Advertisement

Baca juga: Tebing 300 Meter di Jatiyoso Karanganyar Longsor Terjang Kandang & Tempat Budidaya Jamur

Seperti diberitakan sebelumnya, bencana alam tanah longsor terjadi di Dusun Gondang dan Dusun Kalimo pada Kamis (11/3/2021) pukul 14.00 WIB. Tanah longsor menimpa dua rumah warga, kandang ternak, dan rumah budidaya jamur kuping. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu.

Lebih lanjut, Kusbiyantoro menyampaikan warga sekitar bersama sukarelawan, anggota TNI/Polri bekerja bakti membersihkan bekas tanah longsor di Wonorejo pada Jumat.

Advertisement

Baca juga: 19 Pegawai Kecamatan Klaten Selatan Isolasi Mandiri Usai Tes Swab Massal

"Sudah kerja bakti. Pakai alat berat itu untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan. Terutama mengerjakan yang bagian teras rumah terkena tanah longsor dan tebing tinggi yang longsor itu," ujar dia.

Mengalirkan Air Saat Hujan

Menurut Kusbiyantoro, fokus warga saat ini adalah membuat aliran air pada tebing setinggi 300 meter di Dusun Gondang. Tebing tinggi itu longsor dan menimpa kandang ternak dan rumah budidaya jamur yang berada di bawah tebing.

Advertisement

"Makanya kan dibuatkan selokan sebagai solusi untuk mengalirkan air saat ada hujan. Yang dari atas kami buat parit. Tebing itu kalau ada hujan lagi air dari atas itu deras. Kalau tidak dibuatkan parit nanti longsor lagi. Itu solusi awal sambil menunggu koordinasi dengan DPUPR," jelasnya.

Baca juga: Warga Klaten Mendadak Jadi Miliarder Gegara Tol Solo-Jogja, Bupati Mulyani: Jangan Boros!

Hal senada disampaikan Kepala Desa Wonorejo, Sularno. Dia menuturkan warga bekerja bakti membersihkan bekas tanah longsor. Tanah longsor yang terjadi di Dusun Kalimo ternyata menyebabkan tembok samping rumah warga rusak.

Advertisement

"Iya kan ternyata tanah itu membuat tembok bagian samping rumah itu rusak. Laporan yang saya terima, dibersihkan dengan alat berat. Itu tebing di samping rumah warga longsor. Tidak ada korban jiwa," urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif