SOLOPOS.COM - Tim dari Dinkes Sragen dan Puskesmas Gemolong mendatangi dapur memasak di salah satu rumah warga di Desa Tegaldowo, Gemol9ng, Sragen, Senin (12/2/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN–Tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen dan Puskesmas Gemolong, Sragen, langsung bergerak cepat menangani para siswa yang mengeluhkan gejala mual, muntah, dan pusing di Wilayah Gemolong, Sragen, Senin (12/2/2024). Kasus dugaan keracunan massal ternyata ada dua lokasi.

Selain di SMK swasta Gemolong, dugaan keracunan massal juga terjadi di perbatasan Desa Tegaldowo dan Desa Geneng Kecamatan Gemolong, Sragen.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tim Dinkes Sragen dipimpin Kepala Dinkes Sragen Udayanti Proborini dan dari tim puskesmas dikoordinasi Kepala Puskesmas Gemolong dr. Agus Pranoto.

Tim Dinkes bersama Polsek Gemolong di bawah pimpinan Kapolsek AKP Liyan Prasetyo memeriksa laporan keracunan di Desa Tegaldowo, Gemolong. Mereka bertemu warga yang ditempati pengajian rutin pada Minggu (11/2/2024) malam.

Salah satu warga Tegaldowo, Gemolong, Sragen, Yatin Teguh, mengatakan awalnya warga menyiapkan snack untuk pengajian rutin. snack itu dimasak sendiri. Sebelum pengajian, ujar dia, warga yang rewang masak membawa pulang arem-arem. Dia melanjutkan beberapa saat kemudian ada warga yang mengeluh mual, muntah, dan pusing.

“Seketika itu saya putuskan arem-arem tidak dibagikan dan diganti dengan roti. Jadi yang membawa snack pulang itu tidak banyak. Mungkin sampai di rumah dibagikan ke keluarga. Jadi kebanyakan gejala ringan saja. Hanya ada tiga orang yang sempat dibawa ke rumah sakit, yakni di RSUD dr. Soeratno Gemolong dan di RS PKU Gemolong,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Puskesmas Gemolong, total warga yang mengalami gejala indikasi keracunan massal di Tegaldowo itu ada 32 orang dan tiga orang di antaranya dirawat di RS, yakni satu orang di RSUD Gemolong dan dua orang di RS PKU Gemolong. Kebetulan yang dirawat di RS PKU Gemolong warga Desa Geneng.

Tim Dinkes Sragen dan Puskesmas Gemolong juga mengambil sampel makanan di tempat masak warga, Senin siang. Kemudiaj tim bergerak ke Puskesmas Gemolong untuk melihat kondisi siswa SMK yang mengalami indikasi gejala keracunan makanan.

Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sragen Tri Raharno menjelaskan siswa dan guru SMK swasta di Gemolong yang ikut pengajian ada 290 orang plus 15 orang mahasiswa KKN.

Dia mengatakan dari hasil pemeriksaan terhadap pasien diduga makan arem-arem yang menyebabkan gejala mual, muntah, dan pusing. “Saya mencurigai isian arem-arem itu. Tadi ada siswa yang makan sedikit tidak mengeluhkan gejala itu. Bahkan yang tidak makan sehat-sehat saja,” kata dia.

Salah satu siswa SMK swasta, Lia, mengaku tidak makan arem-arem dan tidak mengalami gejala mual dan muntah. Dia mengatakan siswa yang mengalami gejala itu semua karena makan arem-arem. “Saya tidak makan karena tidak suka arem-arem,” ujarnya saat menunggui adik kelasnya di Puskesmas Gemolong, Sragen, Senin sore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya