SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan. (doc)

Solopos.com, SRAGEN — Lembaga panti asuhan di Soloraya beberapa kali menjadi sasaran penipuan beragam modus. Mulai dari pengumpulan donasi fiktif hingga order makanan fiktif. Kasus terbaru dialami Panti Asuhan An-Nahl Hidayatullah Sragen.

Demikian disampaikan Forum Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Sragen, Sie Ageng Pramudi Hamzah,  Selasa (2/11/2021). Ia mengaku mendapati dua modus penipuan dengan mencatut nama pejabat untuk menggalang donasi fiktif. Masing-masing meminta kiriman uang melalui transfer dan meminta data panti asuhan di Sragen.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ageng mengatakan pelaku mengaku pejabat dan telah mentransfer uang Rp9 juta ke panti asuhan. Pelaku menunjukkan bukti transfer palsu melalui percakapan aplikasi perpesanan. Uang tersebut katanya untuk donasi kepada dua panti asuhan. Peristiwa ini terjadi sekitar satu tahun lalu.

Baca Juga: Pedagang di Sragen Jadi Korban, Waspadai Pesanan Makanan Fiktif

Penipu yang mengaku pejabat pemerintah daerah tersebut menjelaskan dari Rp9 juta yang ia transfer, Rp5 juta untuk lembaga yang dikelola Ageng. Sedangkan Rp4 juta sisanya untuk panti asuhan lain. Ageng diminta mentransfer Rp4 juta ke rekening lembaga lain tersebut.

“Saya feeling kok orang ini ngotot memberikan sebagian anggaran ke salah satu yayasan. Rp4 juta suruh kirim Minggu. Saya bilang enggak bisa,” katanya.

Untungnya Ageng lebih dulu menyadari kejadian tersebut merupakan modus penipuan dengan transfer fiktif. Ia belum sempat mentransfer dana seperti yang diminta pelaku.

Sedangkan modus kedua berupa orang yang mengaku sebagai pejabat Pemda meminta data panti asuhan di Sragen. Dia menduga data itu untuk dijadikan modus penipuan atau data untuk manipulasi bantuan.

Baca Juga: Cerita Pedagang Sragen yang Nyaris Jadi Korban Penipuan Orderan Fiktif

“Saya share kepada teman-teman LKS [Lembaga Kesejahteraan Sosial] jangan sembarangan kasih data. Banyak modus minta data dan minta ditransfer. Kalau ada masalah pendataan atau masalah bantuan suruh telepon saya. Nanti kalau benar benar donatur saya kembalikan lagi [kepada lembaga yang dituju],” paparnya.

Sementara itu, Ketua Forum (PSAA-LKSA) Solo, Aspriyanto, menjelaskan banyak modus penipuan melalui WhatsApp menggunakan foto profil pejabat. Pelaku kadang mengaku asisten wali kota atau asisten gubernur.

“Kami minta teman-teman kroscek dulu melalu WhatsApp Grup ada Kepala Dinas, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, dan Kepala Seksi. Di Solo kebanyakan dengan atas nama pejabat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya