SOLOPOS.COM - Suasana pembukaan Lokananta oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Sabtu (3/6/2023) malam. (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, SOLO —Lokananta menjadi pionir studio musik yang lengkap nan megah di era 1984. Chief Executive Officer (CEO) Lokananta, Wendi Putranto menceritakan studio rekaman Lokananta ini merupakan bangunan peninggalan pada era 1984.

“Diresmikannya 1985 oleh Menteri Penerangan Harmoko waktu itu, dan ini menjadi salah satu studio rekaman yang terbesar dan terluas dengan akustik terbaik pada zaman itu,” kata dia saat ditemui di Lokananta, pada Rabu (7/6/2023).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Semua peralatan rekaman di studio pada waktu itu berasal dari Inggris. Wendi mengatakan studio ini menjadi paling lengkap dan paling mewah pada zamannya.

“Studionya kami revitalisasi, karena peredam dari studio itu kena rayap. Kami turunkan semuanya, dan diganti dengan yang baru,” ucap dia.

Setelah revitalisasi, produk akustik di studio Lokananta sudah baru semua. Namun, tidak mengubah desain lama dari studio tersebut. Ada pula ruang perekaman, alat-alat perekam sudah diisi yang baru dan lengkap.

“Dulu sebelum direvitalisasi, itu menjadi kelemahan, karena alat-alat rekamannya lokananta banyak yang rusak,” jelas dia.

Layak disebut titik nol KM Musik Indonesia, Lokananta menjadi perusahaan rekaman, studio rekaman, sekaligus pabrik piringan hitam, CD, dan kaset yang merilis ibuan karya dari para seniman maestro musik Indonesia, di antaranya Gesang, Waldjinah, Buby Chen, Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun, hingga Ki Narto Sabdo.

Kilas Lokananta yang eksis sejak 66 tahun lalu telah mengarungi berbagai lautan peristiwa nasional yang mewakili ombak zamannya. Mulai dari periode emasnya di era 1960-an, 1970-an, 1980-an hingga periode kebangkrutannya pada era 1990-an hingga awal 2000-an.

Ada begitu banyak upaya untuk membangkitkan kembali Lokananta. Sebagai contoh, terdapat para seniman yang pernah melakukan rekaman di Lokananta, seperti mendiang Glenn Fredly, Efek Rumah Kaca, White Shoes and the Couples Company, Shaggydog, The Hydrant, Didi Kempot, hingga Slank.

Karena musik-musik Indonesia dahulu direkam hingga digandakan di sini. Lokananta sebagai Nol KM Musik Indonesia memberikan ruang terbuka untuk siapa saja yang ingin memanfaatkannya, kata Wendi, artinya tidak harus warga Solo.

“Lokananta ini tidak hanya milik orang Solo, tapi juga aset nasional, siapapun yang mau ke sini bisa ikut hadir, dan melakukan kegiatan,” ucap dia.

Di bawah pengelolaan M Bloc Grup, Lokananta akan terus memfasilitasi para musisi seniman dan kreator lain melalui kegiatan dan pameran yang dijalankan.

“Kali ini pameran berlangsung selama enam bulan, setelah enam bulan akan ada pameran yang baru. Jadi bisa disewakan juga, untuk kegiatan pameran lainnya. Dan tidak mesti berhubungan dengan musik. Bisa juga berhubungan dengan non musik,” jelas dia.

Galeri Kontemporer tersebut bisa dimanfaatkan untuk banyak hal oleh para kreator dunia musik mapun lainnya. Bahkan, Galeri Kontemporer bisa digunakan untuk acara-acara yang sifatnya kecil, misalnya Konferensi Pers.

Lebih lanjut, Wendi mengatakan, di Indonesia masih minim literasi musik maupun museum tentang musik. Hadirnya Lokananta ini diharapkan bisa jawaban melalui perpustakaan musik.

“Perpustakaan musik yang nanti diharapkan menjadi yang paling lengkap di Indonesia untuk literatur musik. Jadi orang-orang yang akan melakukan penelitian, melakukan riset bisa datang ke sini,” ucap dia.

Koleksi dari perpustakaan musik di Lokananta ini mencakup berbagai genre musik, nasional maupun Internasional. Ada literasi musik di indonesia, eropa, amerika, dan lainnya.

Selain itu, Wendi berharap Lokananta bisa menjadi tempat bermanfaat bagi lingkungan sekitar, serta masyarakat di Indonesia. Karena di sini, masyarakat akan mengetahui asal usul sejarah dari musik yang lahir di Indonesia.

“Koleksi saat ini belum banyak, masih ratusan, karena memang ini masih baru kami kembangkan, sementara ini belum mencapai ribuan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya