SOLOPOS.COM - Warga berjalan kaki di jalan poros Kelurahan Sambeng, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Selasa (21/2/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com Stories

Solopos.com, BOYOLALI — Sebutan daerah terpencil untuk Kelurahan Sambeng, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, bukannya tanpa alasan. Lokasinya berada di tengah hutan jati dengan akses yang tak bisa dibilang mudah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Solopos.com yang mendatangi wilayah itu pada Selasa (21/2/2023) menghadapi situasi yang benar-benar menguji nyali. Bukan karena sepi atau wingit, tapi karena kondisi jalan yang mirip arena off road.

Setelah menempuh jarak 70 km selama kurang lebih 1,5 jam dari pusat kota Boyolali, Solopos.com sampai di gerbang masuk Kelurahan Sambeng. Kondisi  jalan rabat beton menuju Kelurahan Sambeng dari gerbang masuk itu ternyata luar biasa parah rusaknya, becek dan licin.

Kondisi itu sempat membuat Solopos.com ciut nyali dan ingin berbalik saja kembali ke kota. Namun, dengan tekad bulat dan beberapa kali nyaris tergelincir, akhirnya Solopos.com akhirnya sampai di Kantor Kelurahan Sambeng.

Jalan di depan kantor Kelurahan Sambeng yang terpencil di tengah hutan jati wilayah Juwangi, Boyolali, tersebut pun tak kalah menantang, berlubang dan tergenang air. Untungnya, memasuki jalan-jalan di perkampungan kondisinya sudah cukup bagus.

Jalan rabat beton di perkampungan keras dan kering, tidak becek atau pun licin. Menurut Lurah Sambeng, Antonius Pramusinto, sebelumnya memang ada kesepakatan dengan warga terkait pembangunan jalan agar didahulukan untuk jalan-jalan kampung dan jalan lingkungan.

kelurahan sambeng terpencil boyolali
Kondisi jalan lingkungan di Kelurahan Sambeng yang terpencil di tengah hutan jati wilayah Juwangi, Boyolali, Selasa (21/2/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Sedangkan jalan poros dari gerbang masuk kelurahan yang sekitar 50 persennya rusak sejak 2018 akan diperbaiki pada 2023. Jalan poros selebar 3 meter itu akan dibangun dengan cor beton sepanjang 1.500 meter. Anggarannya dari APBD melalui tiga pos anggaran yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) senilai Rp190 juta.

Sangat Urgen Diperbaiki

Kemudian lewat kecamatan Rp100 juta dan pos kelurahan Rp350 juta. Anton berharap setelah jalan diperbaiki akan mempermudah akses warga dalam mengangkut hasil pertanian seperti jagung dan pisang maupun hasil produksi UMKM seperti kerajinan tas dan keripik pisang ke pasar.

Tak hanya itu, akses jalan yang bagus juga akan membantu anak-anak sekolah. Selama ini, warga dan anak-anak sekolah harus ekstra hati-hati saat melewati jalan poros tersebut menuju ke sekolah atau tempat kerja. Karena jalan itu becek dan licin.

“Saya sendiri tiga kali jatuh itu, sekali jatuh pakai Megapro, dua kali pakai NMax itu [sepeda motor dinas],” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Harapan senada disampaikan warga Sambeng, Febri Sulistyowati, 25. Febri berharap akses jalan di wilayahnya yang terpencil di Juwangi, Boyolali, itu diperbaiki.

“[Kondisi jalan] Selain rusak juga licin, jadi banyak anak-anak sekolah itu kepeleset di sana. Apalagi itu kan jalur utama ke Sambeng, gerbang utama juga jadi menurut saya sangat urgen dibangun,” jelas ibu muda tersebut kepada Solopos.com, Selasa.

Kepala DPUPR Boyolali, Ahmad Gojali, membenarkan ada anggaran untuk pembangunan jalan cor di Kelurahan Sambeng. Anggaran itu nilainya Rp190 juta. Gojali juga mengatakan ada pula anggaran dari kelurahan dan kecamatan untuk pembangunan jalan di kelurahan tersebut.

kelurahan sambeng terpencil boyolali
Kantor Kelurahan Sambeng yang berada di tengah hutan jati wilayah Kecamatan Juwangi, Boyolali, Selasa (21/2/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Gojali berharap dengan pembangunan jalan cor tersebut dapat meningkatkan mobilitas masyarakat di bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan. DPUPR sudah melakukan survei bersama staf Kelurahan Sambeng dan saat ini masih menyusun detail engineering design (DED) proyek jalan tersebut.

Pembangunan Jembatan Sambeng-Grobogan

“Target DPUPR itu pembangunan dilaksanakan pertengahan Maret, semoga maksimal tiga bulan bisa selesai,” kata dia. Gojali mengatakan untuk akses dari Kelurahan Sambeng yang terpencil di Juwangi, Boyolali, menuju Grobogan, telah dibangun jembatan dengan anggaran dari APBD pada 2021 dan 2022 lalu.

Pada pembangunan pertama yaitu bangunan bawah jembatan dialokasikan anggaran Rp1,13 miliar. Kemudian pada 2022 untuk pembangunan jembatan bagian atas dengan nilai kontrak Rp1,62 miliar.

“Panjang jembatan 42 meter, terdiri dari tiga bentang, bentang I itu 18 meter, bentang II 12 meter, dan bentang tiga 12 meter, untuk lebar jalan empat meter,” kata dia.

Gojali mengungkapkan saat ini jembatan itu masih dalam masa pemeliharaan. Setelah masa pemeliharaan selesai, jembatan tersebut akan diserahkan ke Kelurahan Sambeng.

Ia mengatakan tujuan pembangunan jembatan adalah untuk penghubung antardesa dan antarkabupaten. Selain itu, digunakan untuk mengganti jembatan zaman Belanda yang sudah tidak bisa difungsikan lagi.

Ia berharap dengan pembangunan jembatan Sambeng- Ngawen dapat memudahkan akses masyarakat Grobogan dan Boyolali terutama yang ingin bolak-balik ke Juwangi, Boyolali, dan Kedungjati, Grobogan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya