Terpencil, Warga Girpasang Berharap Bisa Bawa Sepeda Motor ke Rumah

Solopos.com KLATEN — Jembatan gantung Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ditargetkan rampung akhir tahun ini.

Sementara itu, warga Girpasang berharap jembatan gantung bisa dilewati sepeda motor untuk memudahkan akses mereka yang selama ini tinggal di perkampungan terisolasi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Jembatan gantung Girpasang dibangun untuk menghubungkan Dukuh Girpasang dengan Dukuh Ngringin di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang. Pembangunan jembatan itu dimaksudkan untuk memudahkan akses warga Girpasang.

Pembangunan jembatan Girpasang dimulai sejak Agustus 2021. Proyek pembangunan itu didanai pemerintah pusat melalui APBN 2021 dan dikerjakan melalui Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Pembangunan Jembatan Girpasang sepaket dengan proyek Jembatan Pareyan di Kabupaten Semarang. Total nilai kontrak proyek pembangunan kedua jembatan itu Rp5,89 miliar.

Jembatan gantung Girpasang bakal membentang sejauh 120 meter di atas jurang sedalam 150 meter. Total lebar jembatan 2,7 meter dengan lebar bagian dalam jembatan 1,9 meter. konstruksi jembatan menggunakan baja dengan pengait seling.

Berdasarkan pantauan, pekerja masih mengebut pembangunan jembatan gantung itu. Sejumlah pekerja terlihat memanjat seling yang sudah terhubung di antara tiang jembatan yang terbentang di atas jurang.

Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno, mengatakan dari informasi yang dia peroleh, jembatan Girpasang semestinya ditargetkan rampung pada 19 Desember 2021. Hanya saja, ada penambahan waktu target rampungnya pembangunan jembatan itu hingga akhir Desember 2021.

Sutarno mengatakan setelah rampung, jembatan itu diprioritaskan untuk akses pejalan kaki. Salah satu pertimbangan jembatan itu diprioritaskan untuk pejalan kaki guna mendukung rencana pengembangan desa wisata.

Baca Juga: Tahun Depan, Menuju Girpasang Klaten Bisa Lewat Jembatan Gantung 

“Kemarin rencana dari provinsi karena untuk menuju ke desa wisata itu tidak semudah yang dibayangkan, sehingga ke Girpasang tetap melalui jalan kaki,” kata Sutarno saat ditemui wartawan di Girpasang, Kamis (16/12/2021).

Meski diprioritaskan untuk pejalan kaki, Sutarno mengatakan jembatan tersebut tetap bisa dilintasi sepeda motor terutama bagi warga Girpasang ketika kondisi darurat.

“Sebenarnya bisa dilewati sepeda motor. Ada ketersediaan sendiri apabila memerlukan waktu cepat dan dalam keadaan darurat, jembatan bisa dilewati sepeda motor,” jelas dia.

Salah satu pemuda Girpasang, Agusno, 20, bersyukur ada sejumlah fasilitas untuk memudahkan akses warga Girpasang seperti keberadaan Gondola serta dibangunnya jembatan gantung Girpasang.

“Bersyukur saja. Karena impian warga sudah sejak 2006 ingin seperti warga lainnya. Bisa membawa sepeda motor pulang sampai ke rumah,” kata Agusno.

Dia menuturkan selama ini sepeda motor milik warga Girpasang dititipkan di rumah warga yang berada di perkampungan seberang jurang yakni Dukuh Ngringin dan sekitarnya.

Sementara, ketika pergi atau pulang ke rumah warga tetap melewati jalan setapak di tepian jurang atau menumpang gondola barang. “Harapan kami bisa hidup seperti orang lain. Seperti membawa kendaraan pulang ke rumah,” kata dia.

Sebenarnya ada akses untuk sepeda motor bisa sampai ke Girpasang. Namun, akses tersebut hanya bagi mereka yang bernyali tinggi. Pasalnya, akses tersebut melewati wilayah perbukitan di lereng Merapi dan memutar hingga 3 km.

Girpasang merupakan perkampungan terisolasi di punggung bukit lereng Gunung Merapi yang diapit dua jurang. Untuk menuju ke perkampungan lainnya, akses utama warga Girpasang melalui jalan setapak di tepian jurang. Kampung tersebut ditinggali 12 keluarga terdiri dari 34 jiwa.